TEMPO.CO, Surabaya - Terbongkarnya jaringan bisnis seks Yunita alias Keyko bisa dibilang tak sengaja. Awal Agustus lalu, polisi menangkap seorang pelacur muda berusia 16 tahun di sebuah hotel berbintang di Surabaya.
Remaja ini mengaku berasal dari Malang dan datang ke hotel itu untuk melayani permintaan seseorang. Diinterogasi berjam-jam, remaja ini akhirnya buka mulut. “Ternyata dia bagian dari jaringan Nita di Malang,” kata Kepala Unit Kejahatan Umum Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris M.S. Ferry kepada majalah Tempo pekan lalu.
Dari si remaja inilah, polisi mendapat banyak keterangan yang berujung pada penangkapan Keyko di Bali, akhir Agustus 2012 lalu. Kini, dia bersiap untuk duduk di kursi terdakwa. Tuduhan terhadap perempuan ini tak main-main: pemimpin jaringan prostitusi di berbagai kota di Pulau Jawa dan Kalimantan. Kliennya tersebar di sejumlah kota. “Dia juga melayani pesanan PSK untuk ke Papua,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Hilman Thayib kepada Tempo, Rabu pekan lalu.
Menurut polisi, Keyko memiliki 2.000 lebih pelacur dalam jaringannya. Para pelacur itu tersebar di berbagai kota: mulai Surabaya, Malang, Semarang, Jakarta, Bandung, hingga Banjarmasin. Dalam mengoperasikan jaringan ini, ia dibantu 50 germo.
Akhir Agustus lalu, Polda Jawa Timur berhasil membongkar jaringan pekerja seks komersial kelas tinggi. Kisah penyidikannya dimuat di majalah Tempo edisi pekan ini, 24 September 2012. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
MUSTAFA SILALAHI | KUKUH SW
Berita Terpopuler:
Penghasilan Bisnis Haram Keyko Rp 25 Juta per Hari
Pejabat Jawa Timur Panas-Dingin Pasca-Kasus Keyko
Anak Buah Keyko: Karyawan Sampai Perawat
Sandi Facebook untuk Menyewa Anak Buah Keyko
Jaringan Pelacur Keyko Terbongkar dari Malang
Bisnis Haram Keyko Berawal Dari Agensi Model
Tujuh Polwan Pernah Menyamar Jadi Pelacur Keyko