TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kopaja Nanang Basuki mengklaim perkelahian dua orang sopir Kopaja AC P-20 yang terjadi di ruas busway kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, bukan disebabkan berebut penumpang.
Nanang juga mengklaim perkelahian dua anak buahnya itu bukan disebabkan masalah setoran. "Mungkin ada masalah lain, yang pasti bukan soal berebut penumpang," kata Nanang saat dihubungi Tempo, Selasa, 25 Februari 2014. "Keduanya sudah kami bawa ke kantor untuk segera diproses." (Baca: Berebut Busway, Sopir Kopaja AC Berkelahi)
Nanang mengatakan, memang, Kopaja AC P-20 jurusan Senen-Lebak Bulus masih menggunakan sistem setoran. Dalam satu hari, kata Nanang, para sopir harus menyetor Rp 750-800 ribu. "Sanksi buat mereka bisa dikeluarkan," ujarnya. "Kami sudah banyak mengeluarkan sopir akibat perilakunya di jalan yang ugal-ugalan."
Meski melewati jalur Transjakarta, Nanang mengaku setoran ini diberlakukan karena pihaknya tidak mendapat subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Dan kami sudah mendapat izin dari Dishub DKI," ujar Nanang. "Mana berani kalau tidak mendapat izin, kami lewat busway. Untuk urusan teknisnya Dishub yang berwenang."
Nanang juga mengklaim sudah ada beberapa sopir Kopaja AC yang diberi intensif. Namun dia enggan memberi tahu berapa uang intensif yang diberikan kepada sopirnya itu. "Seperti Kopaja S-602 jurusan Ragunan-Monas dan S-13 jurusan Ragunan-Grogol," kata Nanang.
REZA ADITYA
Berita Lain
Pingsan, Wawan Ditolong Rudi Rubiandini
Mengapa Muncul Pulau Misterius di Bekasi?
Curhat Pembantu: Bu Jenderal Galak, Suka Jambak