TEMPO.CO, Jakarta - CEO Ladyjek Brian Mulyadi mengatakan sedikitnya 700 perempuan yang telah mendaftar menjadi pengemudi layanan ojek aplikasi khusus wanita ini. "Sudah ada 700 sampai 800 pendaftar sejak pendaftaran dibuka," katanya di Mampang, Kamis, 8 Oktober 2015.
Dari kalangan pelamar pengemudi Ladyjek, banyak yang ternyata berstatus sebagai mahasiswa. Misalnya Riska Dwi Rindayani, mahasiswa Universitas Pamulang. Ia mengaku ikut Ladyjek untuk menambah penghasilannya.
Simak juga:
Kata Ahok, Jadi Gubernur Jakarta Harus Sering Latihan Otot
DNA Pelaku Ditemukan di Kaus Kaki Bocah dalam Kardus
Riska mengaku hanya akan mengambil penumpang seusai kuliah dan saat libur. Penghasilan dari Ladyjek akan ia gunakan untuk biaya kuliahnya. "Lumayan sambil kuliah," ujarnya.
Begitu pula dengan Riska Barkha, 23 tahun, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ini memutuskan menjadi pengemudi Ladyjek untuk membayar kuliahnya. "Bisa untuk tambah jajan juga," katanya.
Riska mengaku mengetahui lowongan di Ladyjek dari media sosial. Alasan utamanya lebih memilih Ladyjek karena layanannya khusus untuk wanita. "Kalau bukan buat cewek saya enggak berani," katanya. (Baca: Ini Bedanya Ladyjek dengan Go-Jek, GrabBike, Blujek, Syar'i)
Selanjutnya, Ladyjek menawarkan sistem bagi hasil...