TEMPO.CO, Jakarta – Praktik bisnis prostitusi masih terus berjalan di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Tempo membuktikannya sehari setelah Polda Metro Jaya mengumumkan telah kembali mengungkap satu kasusnya dan menetapkan tiga orang sebagai tersangka.
Baca:
Penjaja Seks di Kalibata City: Security Gue yang Hadle
Prostitusi di Kalibata City, Apa Kata Pengelola tentang Sewa Harian?
Kamis 9 Agustus 2018 Tempo mengunduh aplikasi percakapan di media sosial yang memiliki fitur 'people nearby'. Fitur ini biasa digunakan dalam transaksi prostitusi karena dapat mendeteksi akun-akun Wechat lain di sekitar pengguna.
Benar saja, Tempo yang berada di dalam kompleks Apartemen Kalibata City mendapati banyak akun dengan foto profil perempuan berpakaian minim. Di samping kolom nama penggunanya, terdapat status yang mayoritas bertuliskan 'open BO' alias 'booking online' atau 'booking order'.
Satu di antara pemilik akun itu adalah NS. Dia mengaku berada di lantai 4 Tower Borneo. “Long time Rp 800 ribu, short time 600 ribu, DP minimal 50 persen untuk booking time dan sewa room. Long 6 jam short 3 jam,” begitu dia menuturkan via aplikasi percakapan itu tentang tarif yang dipasangnya.
Baca juga:
Nikita Mirzani Dituduh Aniaya Suami, Polisi Kantongi Visum
Masih maraknya prostitusi sekalipun kasus demi kasus digerebek polisi juga diungkap masyarakat di apartemen 18 tower itu. Beberapa malah mengungkap tak lagi merasa aneh. “Soalnya kan kalau malam banyak perempuan pakai baju minim gitu jadi sudah biasa saja,” kata Rosa, penghuni Tower Cendana.
Dua orang, masing-masing juru parkir dan petugas kebersihan apartemen, malah mengungkap praktik prostitusi tersebar hingga ke seluruh tower yang ada. Ada dua tower paling ramai dan kentara. “Datang saja pas malam,” ucapnya.
EDO JUVANO | ZW