TEMPO.CO, DEPOK- Pemerintah Kota Depok belum bisa memastikan penyebab retakan tanah yang terjadi di Keluraha Cisalak Pasar, Jalan Pedurenan, Cimanggis, Kota Depok.
Baca juga: Retakan Tanah 20 Meter Muncul di Cimanggis Depok, Tanah Bergerak?
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembanguna Kota Depok, Herman Hidayat, mengatakan fenomena retakan tanah di wilayah yang datar baru pertama kali terjadi Kota Depok. “Kejadian itu pada Sabtu Sore setelah hujan deras,” ujar Herman di lokasi retakan, Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Herman, pihaknya segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat mengenai munculnya retakan tanah itu. Tim unit penelitian dan pengembang Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Depok akan melakukan penyelidikan atas peristiwa ini.
“Hasilnya akan diketahui apa yang terjadi, kemudian penyebabnya apa, dan apakah ini membahayakan bagi warga atau tidak untuk jangka panjang atau jangka pendek,” ujar Herman.
Herman berencana segera mengirim surat ke Dinas PUPR untuk menurunkan tim secapatnya. Walikota Depok Mohammad Idris juga telah memgetahui kejadian ini. “Hari ini juga kami akan buat surat (ke Dinas PUPR), Pak Wali sudah berkata seperti itu,” ucap Herman.
Kondisi tanah, kata Herman, bukanlah tanah urukan atau timbunan. Jadi itu memang lahan kosong dengan tanah asli. “Himbauan agar warga tetap tenang saja pemkot ada dan siap memberikan pelayanan siap bagi warganya” ujar Herman.
Retakan tanah sepanjang 20 meter terjadi di lapangan Jalan Pedurenan Cimanggis, Depok. Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak, Endang Suherman, mengatakan awal mula munculnya retakan itu pada Sabtu lalu. “Sempat terjadi hujan deras disertai angin kencang selama sejam sekitar pukul 15.30,” ujar Endang kepada Tempo, Senin, 22 Oktober 2018.
Menurut Endang, celah yang muncul di tanah mulanya tidak lebar. Saat angin kencang itu berupa garis-garis yang memanjang. “Jadi mirip sketsa begitu. Makin besar saat hujan mulai deras,” ucap Endang.
Baca juga: Korupsi Jalan Nangka Depok, Nur Mahmudi Dicekal ke Luar Negeri
Lahan kosong yang dijadikan lapangan bola itu, kata Endang, biasa akan tergenang setinggi mata kaki jika diguyur hujan deras. Kejadian munculnya retakan itu membuat seluruh air mengalir ke dalam celah tanah. “Jadi, air hujan itu tidak ada yang tinggal langsung terserap ke retakan,” kata Endang.
Endang menjelaskan, panjang retakan tamah sekitar 20 meter. Polanya berbelok-belok dengan ke dalam berbeda. “Kalau panjangnya sih ada 26 langkah orang dewasa, dalamnya itu ada yang 60 sentimeter, paling dalam 1,5 meter,” ujar Endang.