TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan, Syafri Adnan Baharuddin, membenarkan kronologis eks sekretaris pribadinya, RA (27), yang pernah berniat bunuh diri. Namun, versi Syafri, niat bunuh diri tidak jelas latar belakangnya.
Baca:
Skandal Seks Pejabat BPJS, Eks Sekretaris Mencoba Bunuh Diri
Syafri bahkan mengatakan kalau dirinya yang menjadi 'pahlawan' karena berhasil membuat RA mengurungkan niatnya. Dalam keterangan yang disampaikannya Minggu 30 Desember 2018, Syafri yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk WTO itu mengisahkan baru saja mendarat kembali di Jakarta usai perjalanan dinas ketika dikabari orang tua RA.
Syafri menuturkan langsung menuju rumah yang bersangkutan sehingga sang sekretaris pribadi pun berhasil diselamatkan. "Saya sebagai atasan dan orang tua justru membantu, jadi jangan dibelok-belokkan," katanya di antara pernyataannya pada hari itu.
Syafri Adnan Baharuddin (tengah) anggota Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan yang baru saja dituduh melakukan aksi pelecehan seksual terhadap Tini (bukan nama sebenarnya) dalam konferensi pers di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, Minggu, 30 Desember 2018. Tempo/Fajar Pebrianto
Syafri menepis versi RA kalau niat bunuh diri akibat serangkaian pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukannya terhadap perempuan pemilik rambut hitam lurus dan panjang itu. Dia menganggap tuduhan itu sebagai fitnah dalam 40 tahun karirnya mengabdi negara.
Baca berita sebelumnya:
Dua Alasan Eks Sekretaris Pejabat BPJS Tunda Laporan ke Polisi
Menyatakan selalu mencoba bersikap baik kepada setiap asistennya, Syafri menambahkan, "Saya ini juga punya keluarga, punya istri, dan anak-anak."
Sebelumnya, dalam penuturan terpisah, RA mengaku menjadi korban pelecehan seksual dan bahkan pemerkosaan Syafri. Peristiwa itu terjadi selama dua tahun dia ditugaskan sebagai sekretaris pribadi pria berusia 59 tahun itu.