Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 241 konflik agraria sepanjang 2023. Konflik ini berdampak pada 638 ribu hektare lahan dan 135 ribu kepala keluarga (KK). Sektor perkebunan dan agribisnis menjadi penyumbang terbanyak jumlah konflik agraria tahun lalu, yakni sebanyak 108 konflik dengan luas lahan terdampak 124.545 hektare dan jumlah korban 37.553.
Mengutip Catatan Akhir Tahun 2022 oleh KPA, lembaga ini membagi jenis konflik agraria yang mereka pantau ke berbagai sektor. Yakni perkebunan, kehutanan, pertambangan, pesisir dan pulau-pulau kecil, pembangunan infrastruktur, properti dan real estate, agribisnis berbasis korporasi, dan fasilitas militer.
KPA juga mencatat bahwa sektor Proyek Strategis Nasional (PSN) selama era pemerintahan Joko Widodo menjadi salah satu sektor yang mendorong laju pertumbuhan konflik agraria. Setidaknya selama tiga tahun terakhir atau 2020-2023, ada 115 konflik agraria yang terjadi di sektor PSN. Konflik ini berdampak pada 516 ribu hektare lahan.
ADIL AL HASAN | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Buntut Konflik Agraria, Satu Warga Pakel Diduga Dipukul hingga Pingsan oleh Preman dan Sekuriti PT Bumi Sari