TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Damai Cartenz mengklaim Distrik Alama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah dalam kondisi normal pasca peristiwa pembunuhan pilot helikopter milik PT Intan Angkasa Air Service, Glen Malcolm Conning (50) pada Senin lalu, 5 Agustus 2024.
"Baik-baik saja. Artinya, di sana situasi berjalan normal, masyarakat melaksanakan kegiatan," kata Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani saat dihubungi Tempo, pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Dia mengatakan jumlah masyarakat di Distrik Alama sekitar 35 kepala keluarga (KK) dan masyarakat telah menjalani kehidupan normal, sepert bisa sebelum adanya insiden penembakan pilot asal Selandia Baru itu.
Meskipun demikian, saat ini belum ada penerbangan dari maupun ke Distrik Alama. Sejak kejadian iya (tidak ada penerbangan helikopter). Jadi, Alama itu hanya bisa ditempuh dengan helikopter karena penerbangan reguler sudah tidak ada," ujarnya.
Menurut dia, penerbangan reguler sudah hampir dua tahun tidak ada dan sejak adanya pembunuhan pilot Glen Malcolm beberapa waktu lalu, tidak ada helikopter yang mau bahkan tidak ada maskapai yang mau menerbangan helikopter ke Alama. "Sampai sekarang memang tidak ada," ucapnya.
Sebelumnya, Satgas Damai Cartenz menyatakan Glen Malcolm Conning tewas akibat ditembak oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) pada 5 Agustus 2024. Penembakan itu terjadi saat Glen akan mendaratkan helikopter yang dia terbangkan dari Bandara Moses kilangin Timika ke Bandara Alama.
Dalam informasi resmi yang dikirim tersebut, Satgas menyatakan Glen membawa empat penumpang dewasa, satu balita, dan satu anak-anak. Para penumpang selamat karena merupakan warga asli setempat.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, awalnya membenarkan penembakan itu. Dia menyatakan penembakan dilakukan karena mencurigai Glen sebagai mata-mata. "Kami anggap dia mata-mata untuk memantau pertahanan TPNPB di Mimika," ujar Sebby saat dihubungi pada Senin, 5 Agustus 2024.
Belakangan Sebby membantah pernyataannya. Dia menyatakan TPNPB-OPM tak bertanggungjawab atas tewasnya Glen Malcolm. "TPNPB belum menyatakan bertanggung jawab dan justru menuduh TNI mendalangi pembunuhan. Sebaliknya TNI menuduh TPNPB pelakunya. Jika keduanya tidak, apakah bisa diduga pelakunya adalah korban trauma dari kebrutala operasi 1996 di kampung Alama?" ujar Sebby.