TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Damai Cartenz mempertanyakan semua tudingan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) soal pembunuhan pilot helikopter PT Intan Angkasa Air Service asal Selandia Baru, Glen Malcolm Conning (50), pada Senin, 5 Agustus lalu. Glen tertembak setelah mendaratkan helikopternya di Distrik Alama, Mimika, Papua Tengah.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2024, Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani, mempertanyakan pernyataan TPNPB-OPM yang menyatakan tidak memiliki pasukan di Alama. "Apakah mereka yang menyatakan itu sudah sampai di Alama ataukah mereka kelompok yang melakukan kejadian di Alama?" kata Faizal saat dihubungi Tempo, pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Sebelumnya, Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyatakan pihaknya telah menembak Glen Malcolm Conning. Menurut Sebby, pihaknya telah menyatakanD istrik Alama sebagai wilayah konflik bersenjata dan kelompoknya telah melarang pesawat, pembangunan, serta aktivitas lain masuk ke wilayah tersebut.
“Tapi karena kepala batu (keras kepala), ya itu risiko tanggung sendiri,” ucap Sebby saat dihubungi pada Senin, 5 Agustus 2024
Dia juga mengatakan penembakan itu dilakukan karena mereka menduga Glen Malcolm merupakan mata-mata. “Kami anggap dia mata-mata untuk memantau pertahanan TPNPB di Mimika,” kata Sebby.
Belakangan Sebby meralat pernyataannya. Dia menyatakan TPNPB-OPM tak bertanggung jawab atas peristiwa itu karena tak memiliki pasukan di Alama. "Kami curiga pembunuhan ini sudah menjadi skenario oleh milter dan polisi Indonesia," katanya saat dikonfirmasi Tempo melalui pesan WhatsApp, Selasa, 7 Agustus 2024.
Sebby juga mempertanyakan pernyataan Satgas Damai Cartenz soal Glen Malcolm yang dibakar bersama helikopternya. "Kenyataannya pilot dan helikopter utuh tidak dibakar," tuturnya.
Faizal merespons pernyataan Sebby dengan mempertanyakan dasar dan bukti tudingan Jubir TPNPB-OPM itu. Sebab, statment yang dikeluarkan Satgas Damai Cartenz sudah sesuai dengan kondisi di lapangan pada saat itu. "Kalau saya, anggota saya sudah pasti sampai di sana tapi apakah mereka sudah sampai di sana?" ucap dia.
Dia menegaskan bahwa dirinya telah mengirim anggota dan sudah melakukan olah TKP bahkan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Sedangkan menurut penjelasan Sebby, peristiwa pembunuhan Glen Malcolm terjadi usai TPNPB-OPM mengumumkan rencana pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens yang mereka sandera sejak Februari lalu.
Sebby mencurigai pembunuhan ini bertujuan mengagalkan niat baik Panglima TPNPB-OPM Kodap III Ndugama Derakma Brigjen Egianus Kogoya beserta pasukannya untuk melepas Philips Mark Mehrtens.
Advist Khoirunikmah berkontribusi dalam laporan ini.