TEMPO.CO, Mataram - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membidik persoalan hukum yang terjadi dalam aktivitas tambang emas rakyat di wilayah Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Satuan Tugas Pencegahan dan Penindakan Direktorat Koordinasi dan Supervisi (Korsup) wilayah V KPK, Dian Patria, mengatakan saat ini masih dalam tahap pengumpulan data.
“Saya kumpulin data dulu,” kata dia usai sosialisasi di DPRD Kota Mataram, NTB, Kamis, 15 Agustus 2024.
Dia menyebut pihaknya akan turun ke lokasi untuk mengecek terlebih dahulu persoalan pembakaran kamp tambang diduga milik tenaga kerja asing (TKA) asal China pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024. "Coba nanti akan kita cek ke sana. Saya kebetulan baru tahu informasi ini. Persoalan ini akan kami periksa nantinya," kata Dian, melansir Antara, Rabu, 14 Agustus 2024.
Insiden pembakaran kamp tambang diduga milik TKA Cina tersebut telah mendapat reaksi dari aparat penegak hukum di daerah itu, baik TNI maupun Polri. Komandan Resor Militer (Danrem) 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Agus Bhakti mengakui telah mendapat informasi perihal kejadian pembakaran kamp tambang yang berpotensi mengganggu keamanan di tengah kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Hingga kini, polisi masih belum menemukan keberadaan sejumlah WNA asal Cina pasca-pembakaran kamp penambangan emas di Dusun Lendek Bare, Desa Lenong Batu Montor, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB, Sabtu, 10 Agustus 2024. Kapolres Lombok Barat AKBP I Komang Sarjana mengatakan bahwa para WNA China itu sudah menghilang pasca-kejadian yang berlangsung malam hari itu.
"Tim reskrim lagi berupaya mencari, karena pada saat kejadian tengah malam (para WNA) sudah hilang tidak ada di lokasi. Lokasi pada saat itu tidak ada lampu, gelap," kata Sarjana, Rabu, 14 Agustus 2024.
Sarjana mengungkapkan selain personel Polres Lombok Barat, Kapolda NTB juga telah turun untuk mengecek tempat kejadian perkara (TKP). "Kami juga telah melakukan upaya lidik termasuk mengamankan sejumlah barang bukti dari sisa pembakaran tersebut, sebuah alat berukuran besar yang digunakan dalam aktivitas menambang," kata Sarjana.
Abdul Latief berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan Editor: KPK Sebut Tak Mengenal Isu Blok Medan yang Menyeret Bobby Nasution