TEMPO.CO, Jakarta - Fakhruri, ayah dari dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesalis (PPDS) Anestesi FK Undip meninggal dunia setelah menjalani proses rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada 27 Agustus 2024 sekitar pukul 01.00 WIB. Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, ayah dokter Aulia telah menjalani perawatan di RSUP dr Cipto Mangunkusumo Jakarta selama tiga hari.
“Waktu itu pilihannya ke RSUP Kariadi, tetapi sedang ada keraguan di keluarga, saya tawarkan ke RSCM. Saat saya pulang, bapaknya dibawa ke RSCM," kata, Budi, pada 27 Agustus 2024, dikutip dari Antara.
FK Undip yang dipimpin oleh dokter Sigid Kirana menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Fakhruri dengan hadir langsung ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung di Tegal. Jenazah Fakhruri dikebumikan berdampingan dengan putrinya, Aulia Risma Lestari.
Secara terpisah, Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko dan Menkes Budi juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga almarhumah dokter Aulia.
Kronologi Kematian Dokter Aulia akibat Bullying
Dokter Aulia merupakan mahasiswi PPDS Anestesi FK Undip yang meninggal dunia pada malam 12 Agustus 2024 di kamar kosnya, Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang. Ia meninggal dunia diduga karena bunuh diri akibat bullying. Dugaan tersebut ramai dibicarakan di media sosial X.
Berdasarkan kronologi yang diungkap akun @bambangsuling11, korban meninggal di kamar kosnya yang diduga menyuntik dirinya menggunakan obat bius sehari sebelum menghembuskan napas terakhir.
“Dari hasil pemeriksaan korban suntik diri sendiri sehari sebelumnya menggunakan obat bius yang hanya bisa diakses oleh dokter anestesi atau program dokter spesialis anestesi,” tulis akun itu, pada 14 Agustus 2024.
Akun tersebut juga mengunggah tangkapan layar berupa pesan yang menyatakan korban adalah mahasiswa semester lima. Saat proses pemeriksaan, terdapat buku harian milik korban selama PPDS yang menyatakan ada indikasi perundungan. Akibatnya, Kemenkes meminta RSUP Dr. Kariadi menghentikan program studi anestesi untuk sementara sejak 14 Agustus 2024.
Menurut tim penyelidikan dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris, Andika Dharma Sena, kamar kos dalam kondisi terkunci ketika korban ditemukan. Selain itu, Kepala Kepolisian Resor Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar mengatakan, polisi belum menemukan bukti akurat mengenai motif kematian Aulia. Namun, polisi menemukan alat suntik dan bekas botol Roculax, obat untuk meredakan nyeri di kosnya.
Menkes Budi mengatakan, Kemenkes dan kepolisian masih terus menyelidiki dugaan perundungan terhadap Aulia. Budi menyatakan pihaknya akan mengumumkan hasil investigasi terkait kasus Aulia pada minggu ini.
“Mudah-mudahan minggu ini diumumkan, nanti akan diumumkan bersama dari Kemenkes dan kepolisian mengenai hasilnya. Minggu ini hasilnya,” ujar Menkes Budi, pada 26 Agustus 2024, satu hari sebelum kepergian ayah Aulia.
Sementara itu, FK Undip juga menyampaikan keterbukaannya terhadap proses investigasi yang sedang berlangsung atas meninggalnya dokter Aulia.
RACHEL FARAHDIBA R | AISYAH AMIRA WAKANG
Pilihan Editor: Kemenkes Dalami Dugaan Perundungan Terhadap Mahasiswa PPDS di Undip