TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Komisi Pemberantasan Korupsi atau Pansel KPK akan mengumumkan hasil tes penilaian profil terhadap 80 nama calon pimpinan dan calon dewan pengawas lembaga antirasuah hari ini.
Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman berharap pansel capim KPK tidak meloloskan kandidat bermasalah. Rekam jejak buruk sejumlah kandidat yang telah terungkap dan diketahui publik harus menjadi pertimbangan pansel capim KPK 2024-2029 untuk lebih selektif
Misalnya Nurul Ghufron, salah satu pimpinan KPK saat ini yang mendaftar kembali untuk menjadi capim KPK. Pasalnya baru-baru ini Nurul Ghufron dinyatakan melanggar kode etik oleh Dewan Pengawas KPK karena menggunakan pengaruhnya sebagai pimpinan KPK untuk membantu mutasi aparatur sipil negara Kementerian Pertanian ke Malang, Jawa Timur.
“Baik pimpinan maupun pejabat (KPK) saat ini, kita lihat lima tahun kemarin itu sudah dianggap gagal. Masa masih akan mengambil orang yang lama? Misalnya pimpinan KPK Nurul Ghufron, masa masih mau diambil dan diloloskan?” ucap dia kepada Tempo, Rabu, 11 September 2024.
Boyamin menuturkan agar masa depan KPK ke depan tidak suram, pansel harus meloloskan orang-orang yang punya rekam jejak yang baik. Ia menekankan jika pansel salah memilih capim KPK, masa depan negeri ini yang akan dipertaruhkan.
“Pemberantasan korupsi ke depan akan semakin buruk. Kalau buruk, negara bisa bubar 20 tahun lagi. Karena korupsi bisa jadi pandemi,” ucap dia.
Sebelumnya, seluruh kandidat capim dan cadewas KPK telah merampungkan tes penilaian profil, yang digelar di gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta pada 28-29 Agustus 2024. Ada dua komisioner KPK saat ini yang kembali mendaftar, yaitu Nurul Ghufron dan Johanis Tanak.
Pilihan Editor: Bantahan-bantahan Gibran: Dari Fufufafa, Setoran Menteri, dan Gratifikasi Jet Pribadi Kaesang