TEMPO.CO, Malang - Pelaksanaan pameran karya-karya untuk memperingati dua tahun Tragedi Kanjuruhan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya Malang sempat mengalami gangguan. Panitia penyelenggara sempat mendapatkan intimidasi dari keamanan kampus.
Pameran bertajuk “Tragedi yang Terlupakan Belum Terurai, namun Dianggap Usai” itu diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa FIB Unbraw. Mereka menggelar pameran selama lima hari (26, 27, 28, 30 September dan 1 Oktober 2024). Kegiatan diliburkan pada hari Ahad, 29 September.
Ketua Pelaksana Pameran FIB Unbraw, Muhammad Febizio alias Zio, mengatakan kegiatan itu terlaksanakan berkat bekerja sama dengan Komite Aksi Kamisan Malang, Malang Corruption Watch, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Malang, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang, dan komunitas Benang Hitam.
Kegiatan serupa pernah dilakukan setahun lalu. Namun, kegiatan tahun ini sudah jadi program kerja BEM FIB Universitas Brawijaya. Perbedaan lainnya, pameran tahun ini digelar selama 5 hari di Galeri Seni Gedung A FIB. Selain pameran, panitia juga mengadakan diskusi, ditambah sesi renungan dan doa bersama di akhir acara.
“Setelah melihat kasus ini belum sepenuhnya tuntas, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, kami merasa perlu mengadakan pameran lagi, dengan harapan bisa menjadi upaya merawat ingatan tragedi tewasnya 135 nyawa manusia. Publik harus tetap diingatkan,” kata Zio kepada Tempo, 1 Oktober 2024.
Devi Athok Yulfitri, 44 tahun, berdoa di pintu 13 stadion Kanjuruhan, Kepanjen, 1 Oktober 2023. Ia kehilangan dua putri dan bekas istri dalam tragedi Kanjuruhan setahun lalu. | TEMPO/ Eko Widianto
Panitia pelaksana memamerkan pelbagai bentuk karya, seperti foto, lukisan, infografis, dan sisa puing bangunan Stadion Kanjuruhan. Karya-karya yang dipamerkan merupakan sumbangan dari masyarakat umum, yang sebagian besar menggunakan seni sebagai bentuk ekspresi penggambaran tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 itu.
Infografis menjadi salah satu karya yang paling banyak dilihat pengunjung lantaran berisi kronologi kejadian ditambah daftar tuntutan korban hidup dan keluarga korban yang tewas.
Selanjutnya, panitia sempat mengalami intimidasi