TEMPO.CO , Jakarta:Polah preman Jakarta kerap memunculkan bentrok antar preman yang dipicu rebutan lahan bisnis pengamanan mereka. “Subsektor” bisnis para preman ini merentang dari penagihan utang, jasa penjagaan lahan sengketa, pengelolaan jasa parkir, sampai pengamanan tempat hiburan dan perkantoran di Ibu Kota.
Usaha pengamanan kantor antara lain dipilih Abraham Lunggana alias Lulung, 50 tahun. Mendirikan perusahaan PT Putraja Perkasa pada awal 2000, ia masuk jasa pengelolaan parkir dan pengamanan. Putraja memiliki anak perusahaan, PT Sacom. Abraham mengklaim mempekerjakan sekitar 4.000 orang. “Dulu sempat lebih besar dari itu,” kata Lulung seperti dikutip Majalah Tempo 16 November 2010.
Anak buah Lulung menangani pengamanan Blok F, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, tempat para pedagang kelontong. Ia mengambil alih “kekuasaan” yang sebelumnya dipegang oleh seorang jawara bernama Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing, 62 tahun. Ucu dulu menyingkirkan penguasa sebelumnya, Rosario Marshal alias Hercules, seorang pemuda asal Timor Timur.
Perusahaan Lulung juga mengelola perparkiran di sejumlah kantor, termasuk Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.
Lulung, yang kini menjadi anggota DPRD DKI Jakarta, mengaku prihatin ada pergeseran nilai di Tanah Abang, tempat kelahirannya, dari yang identik dengan agamais, menjadi premanisme. "Saya mau kembalikan nilai-nilai Tanah Abang ke semula," kata Lulung kepada Tempo pekan ini.
TRI ARTINING PUTRI | WANTO
Baca juga
EDISI KHUSUS: Hercules dan Premanisme
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Kantor Tempo Diserang
Hercules, dari Dili ke Tanah Abang
Rizal Mallarangeng Ogah Vilanya Dibongkar
Vila Liar, Rizal Tak Gentar Dipenjara 10 Tahun