Saat itu, Aisyah dan Ida Fitriyani, ibu kandung Putri sedang duduk di ruang tamu. "Dia bilang sambil agak teriak, ya, saya marahin, kok minta uang begitu enggak sopan ke Umi sendiri," tuturnya.
Biasanya, kata Aisyah, setiap kali dimarahi, Putri selalu ngambek dan marah balik. "Tapi pagi itu dia ketawa-ketawa. Baru kali itu dia dimarahin tapi ketawa," ujar Aisyah.
Jumat sore, Putri tak kunjung pulang dari sekolahnya di SD 05 Pagi Kalideres, 300 meter dari rumah. Namun Aisyah dan keluarga tak merasa curiga karena Putri dianggap sedang menginap di salah satu rumah saudaranya di Kampung Kojan, Kalideres, Jakarta Barat.
"Hari Sabtu, jam lima subuh, Putri enggak pulang-pulang. Saya keluarin motor niatnya mau cari ke rumah saudaranya, atau ke polisi sekalian," kata Aisyah.
Baca juga:
Siapa Dua Pemuda Penjemput Bocah yang Dibunuh dalam Kardus?
Kenalkan Ladyjek, Ojek Online Khusus Perempuan
Aisyah tak pernah menyangka akan menemukan keponakannya tak bernyawa, dibuang dalam kardus. Sementara itu, Maemunnah, tetangga sebelah rumah mengenang Putri sebagai anak yang sabar.
Putri dan adik perempuannya sering bermain ke rumah Maemunnah. Membantu masak dan sering memetik belimbing yang pohonnya tumbuh depan rumah Maemunnah. "Dia baik. Walaupun sering berantem dengan adiknya, tapi kalau berantem sama sepupu, dia belain adiknya," tutur Maemunnah.
"Ayah dan Ibunya memang tinggal terpisah, tapi dia enggak terlihat ada sedih atau terganggu karena itu," ujar Maemunnah.
INDRI MAULIDAR