TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya menyatakan setidaknya ada tiga korban yang ditangani terkait dengan aksi unjuk rasa pengemudi angkutan darat se-Jabodetabek pada Selasa kemarin. "Adapun korban yang sempat kami tangani itu ada tiga, yaitu sopir taksi, anggota Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Metro Jaya, dan warga," kata Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Komisaris Besar Musyafak di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2016, mengatakan luka yang dialami korban hanya luka ringan. Sopir taksi yang menjadi korban, ucap dia, mengalami luka robek pada jarinya. Anggota kepolisian yang ditangani memiliki luka di bagian telinga. Sedangkan satu warga yang memar pada pipinya kemungkinan karena terjatuh. "Saya katakan di sini bahwa tidak ada benturan antara aparat dan pengunjuk rasa. Cukup bagus pelaksanaannya kemarin," ujarnya.
Adapun soal kabar adanya sopir taksi yang tertembak, Musyafak menuturkan memang ada satu pengemudi taksi Blue Bird yang ditangani di Rumah Sakit Siloam. Namun ia meyakini bahwa luka yang dialami sopir tersebut bukan karena luka tembak. Sebab, ia telah mengecek secara langsung dan melihat bahwa luka yang dialami pengemudi itu tidak serius.
Berita Terbaru: Demo Taksi
Bidang Kedokteran dan Kesehatan, menurut Musyafak, menurunkan sepuluh tim ambulan yang ditempatkan di tiga lokasi berbeda, yaitu 4 tim di Monas dan sekitar Istana Negara, 4 tim di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, dan 2 tim yang bersiaga di lapangan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Juga di-backup dari Dinas Kesehatan, seperti puskesmas sekitar DKI. "Maka, kalau lihat kemarin, cukup banyak ambulan di jalan. Laporan dari anak buah, semua tertangani," katanya. "Kalau ada bentrokan, pasti ada banyak korban luka."
Selasa kemarin, ribuan pengemudi angkutan darat yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat menggelar unjuk rasa di beberapa lokasi. Mereka memprotes dan mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika, memblokir aplikasi penyedia jasa transportasi, seperti Grab dan Uber.
(Lihat Video: Pemerintah Akan Evaluasi Aplikasi Online, Blue Bird Bantah Membayar Supir Demo, Aksi Anarkis Supir terhadap Sesama Rekannya)
Unjuk rasa serupa juga terjadi pada Senin, 14 Maret 2016. Namun unjuk rasa kemarin tidak berjalan tertib karena diwarnai aksi anarki dari sejumlah sopir taksi dan pengemudi ojek online. Alhasil, 83 orang digiring ke Polda. Saat ini mereka masih berada di bawah pengawasan Satuan Samapta Bhayangkara.
Sementara itu, ada empat orang yang ditangkap, satu di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Rencananya, polisi akan menggelar perkara untuk membuktikan adanya tindak pidana yang dilakukan tiga orang sisanya yang merupakan sopir taksi dan pengemudi ojek online.
FRISKI RIANA