TEMPO.CO, Jakarta- Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Penduduk dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengatakan banyak pedagang di pasar yang menolak untuk mengikuti tes Covid-19, karena takut diisolasi.
"Di pasar banyak yang tidak mau dites karena takut harus isolasi. Karena kalau diisolasi tidak bisa berdagang," ujar Suharti dalam diskusi virtual, Kamis 9 Juli 2020.
Suharti mengatakan saat ini Pemerintah DKI telah mengatur bagi pedagang yang tidak mau tes Covid-19 tidak akan dibolehkan berdagang di pasar. "Sekarang sudah diatur kalau tidak dites tidak boleh berdagang," ujarnya.
Ia menyebutkan di masyarakat khususnya di pemukiman stigma menolak tes Covid-19 masih ada, karena takut tidak bisa bekerja akibat harus menjalani isolasi. Namun kata dia, tes harus dilakukan terutama mengidentifikasi kasus baru.
Berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) tercatat ada 217 pedagang yang positif Covid-19 di 37 pasar. Pemerintah DKI juga telah memprioritaskan pasar penanggulangan Covid-19 di perpanjangan PSBB transisi fase pertama.
"Ada dua area yang akan dilalukan peningkatan pengawasan, pertama pasar. Ke depan unsur TNI Polri akan diterjunkan untuk mengawasi pasar," ujar Gubernur Anies Baswedan saat memperpanjang PSBB transisi.
Anies mengatakan bahwa jumlah orang di pasar belum terkendali meski Pemerintah DKI telah menerapkan kebijakan ganjil genap pasar. Ia kemudian menerapkan pembatasan jumlah orang di pasar hanya 50 persen dari kapasitas, yang nantinya akan diawasi oleh petugas.