Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Angka Positif Covid-19 Tinggi, Rem Darurat Vs Ekonomi

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Sejumlah wisatawan berjalan di Kali Besar, kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 25 Juli 2020. Meskipun sebagian kawasan Kota Tua masih ditutup saat PSBB masa transisi, sejumlah titik salah satunya tepi Kali Besar dipadati wisatawan dan pedagang kaki lima. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan berjalan di Kali Besar, kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 25 Juli 2020. Meskipun sebagian kawasan Kota Tua masih ditutup saat PSBB masa transisi, sejumlah titik salah satunya tepi Kali Besar dipadati wisatawan dan pedagang kaki lima. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira melihat keadaan yang sama. Menurut Bhima, pemerintah pusat menjadikan pemulihan ekonomi sebagai panglima dalam menghadapi pandemi ini. "Masalah kesehatan berada di urutan bawah dalam penanggulangan wabah ini," ujarnya.

Pelonggaran yang dilakukan di DKI pun juga dilakukan karena intervensi pemerintah untuk menggerakan ekonomi yang telah limbung sejak Juni lalu. Indikator itu sudah terlihat jelas sejak rapat presiden dengan para gubernur pada Juni lalu. Presiden, kata dia, lebih mendorong pemulihan ekonomi.

"Titik beratnya ada di ekonomi. Dan definisi gas dan rem juga tidak jelas dalam rapat itu," ujarnya. Istilah gas dan rem dalam menentukan kebijakan PSBB dilontarkan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pengarahan melalui telekonferensi dari Provinsi Jawa Tengah pada Selasa, 30 Juni 2020.

Bhima melanjutkan pemerintah seharusnya lebih memfokuskan pada masalah kesehatan dalam menghadapi wabah ini. Ia menyakini selama wabah ini belum diselesaikan ekonomi negara ini bakal terus terpuruk, bahkan berpotensial lebih dalam lagi.

"Logikanya sederhana dan mudah dicerna. Jika angka positif masih tinggi, mau dilonggarkan bagaimanapun masyarakat makin tidak percaya untuk berbelanja."

Selain itu, kebijakan pemerintah yang memprioritaskan ekonomi ketimbang kesehatan juga dapat dilihat dari alokasi anggaran kesehatan yang jauh lebih sedikit dibanding pemulihan ekonomi. Porsi anggaran DKI misalnya. Meski telah mengalami penyesuaian menjadi Rp 47,1 triliun, tapi porsi dana kesehatan tetap rendah, yakni 10.6 persen. Porsi anggaran tersebut mencapai Rp 5,3 triliun dari realokasi anggaran APBD untuk penanggulangan Covid-19.

Sementara pemerintah pusat memiliki dana PEN untuk kesehatan sebesar Rp 87, 5 triliun atau setara 12 persen dari total stimulus. Seharusnya, kata dia, pemerintah DKI mengusulkan setidaknya porsi anggaran kesehatan lebih tinggi kepada pemerintah pusat. Terutama anggaran untuk insentif tenaga medis, penambahan fasilitas kesehatan, biaya tes massal dan juga subsidi protokol kesehatan seperti masker untuk pelaku usaha mikro.

 Bhima menyarankan pemerintah kembali berfokus pada penyelesaian masalah kesehatan atau pandemi ini daripada pemulihan ekonomi negara ini. Bhima menyarankan pemerintah kembali menerapkan PSBB dengan lebih ketat lagi agar penularan wabah ini cepat dihentikan.

Bhima mengatakan pemerintah telah salah langkah memilih melonggarkan PSBB dan terus memperpanjang transisi normal baru yang menyebabkan wabah semakin sulit dikendalikan. "Padahal semakin cepat pandemi selesai, semakin bergairah lagi ekonomi masyarakat terutama di Jakarta."

Yang sekarang telah terjadi, kata dia, adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap penanganan kesehatan. Akibatnya masyarakat masih menghadapi dilema membelanjakan uang mereka.

"Masyarakat mempunyai kekhawatiran terkena virus kalau keluar dan biaya kesehatan juga mahal," ucapnya. "Keluar rumah juga lebih banyak hanya membeli kebutuhan pokok bukan barang seperti fashion atau produk sekunder lainnya."

Lebih lanjut Bhima menuturkan bantuan sosial dari pemerintah pun bakal menjadi sia-sia karena hanya menyentuh kelompok 40 persen terbawah yang kontribusinya hanya 17 persen dari total pengeluaran nasional. "Bagaimana dengan kelas menengah dan atas? concern utama mereka adalah kesehatan untuk saat ini," ujarnya. "Mereka kontributor yang paling besar bagi konsumsi nasional."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

18 Januari 2024

Seorang pekerja medis menyuntikkan vaksin Covid-19 bernama Sputnik V pada seorang sukarelawan dalam uji klinis tahap tiga di Moskow, Rusia, 15 September 2020. Rusia telah mengumpulkan sebanyak 55.000 orang relawan yang bersedia ikut serta dalam pengujian klinis vaksin Covid-19. Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr
Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

Kasus positif Covid-19 di Rusia mengalami kenaikan, namun begitu kampanye imunisasi vaksin virus corona dianggap belum perlu.


Dinkes DKI: Pancaroba Jadi Salah Satu Penyebab Naiknya Kasus Covid-19

17 Desember 2023

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dinkes DKI: Pancaroba Jadi Salah Satu Penyebab Naiknya Kasus Covid-19

Peralihan musim atau pancaroba menjadi salah satu penyebab naiknya kasus Covid-19. Imunitas tubuh menurun.


Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

15 Desember 2023

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

Sosialisasi protokol kesehatan perlu digalakkan kembali di media untuk menekan kasus COVID-19 yang akhir-akhir ini naik.


Covid-19 Kembali Mengancam, Ini Pesan Guru Besar UI

14 Desember 2023

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Covid-19 Kembali Mengancam, Ini Pesan Guru Besar UI

Guru Besar UI mengatakan orang dengan gejala flu, yang dia nilai mirip gejala COVID-19, perlu memakai masker untuk mencegah penularan.


Satu Pasien Positif Covid-19 di Solo, Gibran Yakin Tidak Seganas Dulu

14 Desember 2023

Calon wakil presiden Indonesia nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka didampingi istrinya, Selvi Ananda menghadiri deklarasi dukungan oleh kelompok masyarakat Buruh Pelabuhan Indonesia Maju di Rusun Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu, 9 Desember 2023. Di hadapan warga, Gibran berjanji akan menyelesaikan masalah sertifikasi profesi buruh hingga bakal mempercantik Rusun Cilincing. Dalam kunjungan itu, Gibran juga sempat membagikan buku tulis kepada anak-anak. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Satu Pasien Positif Covid-19 di Solo, Gibran Yakin Tidak Seganas Dulu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap merebaknya kembali kasus positif Covid-19.


Dinkes DKI Imbau Masyarakat Tak Perlu Panik Meski Ada 271 Kasus Positif Covid-19 dalam Sepekan

14 Desember 2023

Warga melakulan pemeriksaan kesehatan sebelum mendapatkan suntikan dosis keempat atau booster kedua vaksinasi Covid-19 di Blok A Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa, 24 Januari 2023. Pelaksanaan vaksinasi ini dilaksanakan serentak di sejumlah puskesmas kelurahan dan kecamatan di Jakarta Timur.TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Dinkes DKI Imbau Masyarakat Tak Perlu Panik Meski Ada 271 Kasus Positif Covid-19 dalam Sepekan

Dinkes DKI mencatat ada 271 kasus baru positif Covid-19 pada 4-10 Desember di Jakarta. Masyarakat diminta tak perlu panik.


4 Langkah Dinas Kesehatan DKI Jakarta Mengerem Kasus Covid-19

11 Desember 2023

Pedagang menjual masker saal munculnya Covid-19 Pirola di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis, 14 September 2023. Subvarian Pirola sudah menyebar di beberapa negara besar seperti Amerika dan wilayah Eropa. TEMPO/Magang/Joseph
4 Langkah Dinas Kesehatan DKI Jakarta Mengerem Kasus Covid-19

Dinas Kesehatan DKI Jakarta kembali mengintensifkan vaksinasi sebagai langkah pencegahan lonjakan baru kasus Covid-19.


4 Fakta Melonjaknya Kasus Covid-19 di DKI Jakarta

11 Desember 2023

Ilustrasi Covid-19 varian Pirola. Shutterstock
4 Fakta Melonjaknya Kasus Covid-19 di DKI Jakarta

Dinas Kesehatan DKI mencatat 27 November hingga 3 Desember 2023, ada 80 kasus Covid-19. Ada 90 persen ringan dan tanpa gejala 10 persen gejala sedang.


Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Dinkes DKI: Warga Usia 50 Tahun Ke Atas Harus Sudah Vaksinasi Dosis ke-4

8 Desember 2023

Vaksinasi Covid-19 tetap digencarkan di Yogyakarta pada Senin (26/6) meski status pandemi telah dicabut. Dok.istimewa
Ada Lonjakan Kasus Covid-19, Dinkes DKI: Warga Usia 50 Tahun Ke Atas Harus Sudah Vaksinasi Dosis ke-4

Dinas Kesehatan DKI menyebut lonjakan kasus positif COVID-19 di Jakarta tercatat sejak 13 November 2023.


Pakar Onkologi Toraks Ungkap 3 Kelompok Risiko Tinggi Kena Kanker Paru

28 November 2023

Gejala Kanker Paru Bisa Terlihat dari Wajah, Seperti Apa?
Pakar Onkologi Toraks Ungkap 3 Kelompok Risiko Tinggi Kena Kanker Paru

Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P (K) menjelaskan terdapat tiga kelompok berisiko tinggi terkena kanker paru yang perlu melakukan skrining.