TEMPO.CO, Tangerang- Kepala Bidang Humas Polda Banten Komisaris Besar Edy Sumardi mengatakan satu dari dua polisi yang terluka dalam demonstrasi mahasiswa yang ricuh di Serang, hingga Rabu pagi ini 7 Oktober 2020, masih menjalani perawatan. "Satu bintara masih dirawat di rumah sakit," ujarnya saat dihubungi Tempo pagi ini.
Dua polisi korban pelemparan batu oleh mahasiswa itu adalah Kepala Biro Operasional Polda Banten Komisaris Besar Amiludin Roemtaat dan anggota Polsek Kasemen Brigadir M Nurdin. Keduanya menjaga unjuk rasa ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di depan kampus UIN di Ciceri Kota Serang, Selasa, 6 Oktober. Demonstran menyatakan menolak pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI yang dinilai banyak merugikan buruh dan berpihak kepada pengusaha.
Polisi menyayangkan aksi ribuan mahasiswa itu tidak bisa dikendalikan dan akhirnya merugikan masyarakat maupun anggota Kepolisian. "Saat kepolisian melakukan upaya-upaya humanis membubarkan aksi unjuk rasa, tiba-tiba massa melemparkan batu tepat ke arah kening sebelah kiri hingga mengakibatkan benjol dan berdarah," kata Edy.
Kondisi Amiludin baik. Dahinya yang robek terkena lemparan batu sudah dijahit. "Setelah mendapat perawatan di mobil ambulans, sudah diperbolehkan pulang tadi malam." Sedangkan M Nurdin yang terluka kepalanya masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara.
Polda Banten masih berpatroli seusai demonstrasi mahasiswa di Kota Serang yang ricuh itu. "Untuk memberikan keamanan dan kenyamanan untuk masyarakat Kota Serang, khususnya yang berada di sekitar kejadian," ujar Edy.