Jakarta - Transport Associate ITDP Indonesia, Ciptaghani Antasaputra, mengatakan Pemerintah DKI mesti memenuhi lima unsur prinsip utama dalam membangun jalur sepeda permanen di Ibu Kota.
Kelimanya adalah keselamatan dan keamanan, kenyamanan, kemenerusan, kelangsungan rute, dan kemenarikan.
"Prinsip keselamatan dan keamanan mutlak perlu dipenuhi salah satu caranya dengan jalur sepeda terproteksi seperti pembangunan jalur sepeda permanen yang dibangun pemerintah saat ini," kata Ciptaghani melalui pesan singkatnya, Jumat, 26 Februari 2021.
Namun tidak hanya itu, kata dia, untuk mendorong penggunaan sepeda yang lebih masif, keempat prinsip lainnya juga harus dipenuhi. Saat ini, Jakarta memiliki lajur sepeda yang masih harus banyak ditingkatkan untuk dapat memenuhi lima prinsip tersebut.
Implementasi jalur sepeda terproteksi di Sudirman dengan media planter box dapat menjadi pembelaran dalam penyelenggaraan jalur sepeda ke depannya.
"Perlu diingat, membangun jalur sepeda perlu ada perencanaan matang mulai dari identifikasi pengguna, tantangan yang dihadapi dari pengguna jalan lain maupun infrastruktur eksisting, sosialisasi dan yang paling penting evaluasi."
Selain itu, penegakan hukum bagi pelanggaran yang terjadi di jalur sepeda juga akan meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pesepeda. Yang tidak kalah penting, kata dia, pembangunan perlu juga didukung dengan memenuhi prinsip kemenerusan dan kelangsungan rute untuk menjamin keselamatan dan keamanan pesepeda.
"Bukan hanya di Jalan Sudirman tetapi hingga ke daerah asal atau tujuan akhirnya. Agar penggunaan sepeda sebagai moda transportasi baik transportasi utama maupun transportasi penghubung akan semakin masif."
Baca juga : DKI Namakan Jalur Sepeda Permanen Sabuk Nusantara, Ini Maknanya
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menargetkan pembangunan jalur sepeda permanen sepanjang 11,2 kilometer rampung pada Maret 2021.
Adapun pembangunan jalur sepeda permanen yang terbentang dari Bundaran Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia itu diperkirakan memakan biaya sekitar Rp 30 miliar, dari pendanaan pihak ketiga. "Saat ini sudah dalam proses konstruksi," kata Syafrin.
IMAM HAMDI