TEMPO.CO, Jakarta - Polsek Tambora, Jakarta Barat terkendala dalam mengungkap jaringan penipuan dana kampanye untuk caleg yang disebut dikendalikan dari Kota Solo, Jawa Tengah.
Kasus penipuan ini terbongkar setelah polisi menangkap NZ, 52 tahun. Ia dialporkan oleh salah seorang calon anggota legislatif DPRD DKI, yang merupakan warga Tambora.
Kapolsek Tambora Komisaris Polisi Putra Pratama mengatakan jaringan penipuan ini diduga dikendalikan dari Kota Solo. Putra mengaku karena baru sebatas tingkat polsek, pengungkapan kasus ini tidak bisa meluas, hingga ke otak jaringannya yang ada di Solo.
"Belum sampai ke kelompok pelaku utama," tuturnya kepada Tempo, Rabu, 15 November 2023.
Putra menjelaskan dalam penipuan para caleg yang menjadi calon korban diminta membeli koper seharga Rp 5 juta per buah. Uang tersebut akan digunakan untuk membawa uang pinjaman dalam satu koper yang memuat uang Rp 5 Miliar. Semakin banyak korban membeli koper iming-iming uang pinjamannya semakin banyak juga.
"Ini agak unik karena dia bukan bayar administrasi tapi bayar uang untuk beli koper untuk wadah uang," ucapnya.
Kasus ini mencuat setelah Polsek Tambora pada 5 November 2023 mendapat laporan dari M calon legislatif DPRD DKI Jakarta, yang melaporkan NZ atas dugaan penipuan.
M ditawari pinjaman dana untuk kampanyenya dari investor asal Solo yang diklaim bernama Gus Rudi. Gus Rudi ini menyeret nama istrinya Rina dan orang tuanya Romo Budi. Singkat cerita, M memberikan uang Rp 23 juta untuk pembelian koper. Namun, pinjaman itu tidak kunjung turun, hingga akhirnya M melaporkan NZ ke Polsek Tambora.
"Harusnya uang itu disetorkan ke sindikat yang mengaku berada di Solo. Kenyataannya uang itu tidak sampai ke sana, digunakan sendiri oleh ibu NZ ini," tuturnya.
Kepada polisi, NZ mengaku tawaran uang pinjaman bermodus beli koper ini telah ia jajakan kepada dua oarng caleg, yakni M dan B yang hingga kini belum membuat laporan ke polisi. Padahal, B katanya telah memberi uang yang lebih besar, yakni Rp 200 juta.
"B ini belum buat laporan hingga saat ini dan locusnya bukan di Tambora," tuturnya.
Namun, berdasarkan pengecekan rekening koran NZ, tidak ditemukan transaksi dengan B atau ke Gus Rudi. Putra menduga caleg-caleg itu tidak belum membuat laporan karena masih berharap uang kembali, atau malu untuk membuat laporan.
Untuk mengungkap jaringan penipuan ini, Putra mengimbau kepada para korban untuk melaporkan penipuan ini ke polsek terdekat.
Pilihan Editor: Eksklusif: Blak-blakan Tersangka Penipuan Pinjaman Dana Kampanye Caleg