Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hendri Korban TPPO di Myanmar Alami Penyekapan dan Penyiksaan, Keluarga Dimintai Tebusan Rp 500 Juta

image-gnews
Hendry, pria yang ditipu dengan mendapat tawaran kerja di Thailand. Instagram/sabimedia
Hendry, pria yang ditipu dengan mendapat tawaran kerja di Thailand. Instagram/sabimedia
Iklan

TEMPO.CO, Tangerang - Suhendri Arsiansyah, 27 tahun, seorang pemuda asal Jakarta Selatan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar. Keluarga diminta tebusan USD 30.000 untuk bisa kembali bertemu dengan Hendri. 

Kisah pilu pemuda yang menjadi tulang punggung keluarga ini dimulai sejak 11 Juli 2024 silam. Saat itu, Hendri berangkat dari Indonesia menuju Bangkok, Thailand. 

Yohana, sepupu Hendri, bercerita jika sedianya Hendri dijanjikan akan dipekerjakan sebagai staff officer di salah satu perusahaan. Hendri juga diimingi gaji yang cukup besar untuk bisa mengumpulkan uang. "Iya dia kerja ke sana untuk bisa mengumpulkan uang untuk keluarganya di Indonesia," kata Yohana saat dihubungi, Selasa 13 Agustus 2024. 

Yohana mengatakan Hendri berangkat atas permintaan rekannya, Risky. Saat itu Hendri berangkat seorang diri dari Indonesia menuju Bangkok. 

"Dia berangkat sendiri pada 11 Juli 2024 karena Risky memang sudah duluan di sana. Hendri berangkat sudah difasilitasi tiket dan lainnya," ujarnya. 

Selama di Bangkok, kata Yohana, Hendri bersama dengan Risky dalam kurun waktu empat hari. Setelah itu keduanya berangkat bersama dalam satu perjalanan.  "Tetapi di tengah perjalanan, Risky berpisah dengan Hendri. Sepupu saya malah dibawa ke Myanmar," kata dia. 

Keluarga, kata Yohana, kemudian mendapat panggilan dari nomor Hendri. Namun panggilan tersebut yang membuat pihak keluarga khawatir dengan kondisi Hendri. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saat itu Hendri bilang kalau dia disekap, disiksa, sampai diancam. Kemudian ada orang dengan Bahasa Melayu bicara meminta tebusan 30.000 dollar agar Hendri bisa dipulangkan," ujarnya. 

Hal itu kemudian membuat keluarga yakin jika Hendri memang menjadi korban penyekapan dan penyiksaan. Apalagi, pihak keluarga selalu dihubungi dengan nomor Hendri. 

"Dia sempat dipukuli sampai bibirnya pecah, badan Hendri kecil, enggak mungkin kuat sama penyiksaan kayak gitu," kata dia. Atas kejadian ini, pihak keluarga juga telah melaporkan ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan ke Bareskrim Mabes Polri. "Kami sudah lapor, kami berharap Hendri bisa segera dipulangkan dengan selamat," ujarnya.

Pilihan Editor: Saka Tatal Diperiksa Bareskrim, Pengacaranya Bawa Bukti Sekoper

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

2 jam lalu

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.
Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.


Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

8 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.


Menunggu Kabar Pengungkapan Inisial T, Sosok Terduga di Balik Bisnis Judi Online di Indonesia

8 jam lalu

Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran (BP2M), Benny Rhamdani menghadiri pemeriksaan kedua yang dijadwalkan oleh Dittipidum Bareskrim Polri, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024. Panggilan kedua ini untuk klarifikasi mengenai sosok inisial T yang disebut dalang judi online di Indonesia. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Menunggu Kabar Pengungkapan Inisial T, Sosok Terduga di Balik Bisnis Judi Online di Indonesia

Perbincangan ihwal sosok inisial T yang disebut-sebut sebagai dalang bisnis judi online di Indonesia tiba-tiba hilang sejak awal Agustus lalu.


Upaya Berantas Judi Online Senilai Rp 600 Triliun pada Triwulan I 2024, Bentuk Satgas hingga Muncul Inisial T

9 jam lalu

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani memenuhi panggilan klarifikasi yang dilayangkan Bareskrim Polri di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024. Panggilan ini untuk klarifikasi mengenai sosok inisial T yang disebut dalang judi online di Indonesia. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Upaya Berantas Judi Online Senilai Rp 600 Triliun pada Triwulan I 2024, Bentuk Satgas hingga Muncul Inisial T

Maraknya judi online membuat Jokowi akhirnya membentuk Satgas Judi Online di bawah pimpinan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto. Apa hasilnya?


WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

19 jam lalu

Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo. ANTARA
WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.


Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

1 hari lalu

Foto udara menunjukkan banjir akibat Topan Yagi di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. Setelah menghantam Vietnam, Topan Yagi bergerak ke Thailand hingga mengirimkan angin kecang, banjir dan tanah longsor. REUTERS/Boonwed Saetiow
Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.


Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

1 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.


Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

1 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar menunjukkan cuplikab percakapan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.


Polisi Sudah Pertemukan Keluarga Korban dan Pelaku dalam Dugaan Bullying di SMA Binus Simprug

1 hari lalu

Tim kuasa hukum Yayasan Bina Nusantara buka suara ihwal dugaan kasus perundungan Binus School Simprug dalam konferensi pers yang digelar di SMA Binus, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Sabtu, 14 September 2024. Kuasa hukum memperlihatkan empat bukti video sebagai bantahannya. TEMPO/Ervana.
Polisi Sudah Pertemukan Keluarga Korban dan Pelaku dalam Dugaan Bullying di SMA Binus Simprug

Polisi dikabarkan sudah memeriksa 8 siswa yang diduga sebagai pelaku bullying di SMA Binus Simprug. Langkah restorative justice juga sudah ditempuh.


Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

1 hari lalu

Keluarga korban dugaan tindak pidana perdagangan orang bersama pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Semarang setelah melapor di Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada Selasa, 11 September 2024.Foto: dokumentasi LBH Semarang
Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.