Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Rahman Korban Kebakaran Manggarai, Baru Renovasi Rumah Hasil Narik Bajaj tapi Malah Hangus Dilalap Api

image-gnews
Warga korban kebakaran melihat kondisi rumahnya yang habis dilalap api di kawasan Manggarai, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Kebakaran permukiman yang terjadi di 12 RT tersebut mengakibatkan ratusan rumah hangus terbakar. TEMPO/Subekti.
Warga korban kebakaran melihat kondisi rumahnya yang habis dilalap api di kawasan Manggarai, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Kebakaran permukiman yang terjadi di 12 RT tersebut mengakibatkan ratusan rumah hangus terbakar. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rahman (56 tahun), salah satu warga yang rumahnya ludes dilalap si jago merah saat kebakaran di Kampung Bali Matraman, Manggarai, Jakarta Selatan pada Selasa 13 Agustus, menceritakan kisah pilunya. Dia mengaku sakit hati lantaran rumah peninggalan orang tuanya yang baru beberapa tahun direnovasi hangus terbakar. 

Rahman bercerita sempat kesulitan tidur sebelum kebakaran. Sesaat setelah berhasil  memejamkan mata, dia terbangun oleh teriakan sang istri. Teriakan itu mengarah ke api yang mulai berkobar di salah satu rumah warga RT 2 RW. 6. Dengan sigap, Rahman dengan beberapa warga gotong-royong berusaha memadamkan api.

“Sekejap (tertidur) itu dibangunin istri, pa pa kebakaran. Saya enggak bisa bicara apa-apa, cucu saya tidur di bawah, sempat gemetar juga dia. Saya ke sana, api sudah membesar,” ujar Rahman kepada Tempo, Rabu, 14 Agustus.

Dia mengaku masih terpukul atas musibah yang menimpanya dan warga sekitar itu. Sebab, rumah dua lantai yang ditempatinya merupakan peninggalan orang tua. Sebelum meninggal, orang tua Rahman meminta rumah tersebut direnovasi. Akan tetapi, baru terwujud setelah orang tua Rahman tiada.

“Saya bangun dari keringat narik bajaj, bangun rumah. Namanya orang tua (bertanya) kapan diberesin, kapan ditingkat? Saya sudah (bangun) tingkat, orang tua saya enggak ada. Setelah beberapa tahun malah jadi begini” ujar Rahman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atas musibah itu, Rahman meminta kepada pemerintah membantunya dan warga yang terdampak. Rahman mengatakan tidak bisa terus-menerus berada di posisi seperti ini lantaran ada istri dan anak yang harus dinafkahi. Dia berharap walaupun sulit membangun rumah seperti sedia kala, tetapi paling tidak ada atap untuk berlindung dari panas dan hujan.

“Jadi harapan saya ke pemerintah minta bantuannya untuk warga RW 5, 6, dan 12. Dalam arti benar-benar mengharapkan,” ujar Rahman.

Meski demikian, Rahman mengaku sudah mulai menerima kenyataan. Tidak ingin berlama-lama meratapi nasib, Rahman memilih untuk memandang ke depan bagaimana memperbaiki rumahnya. 

 Pilihan Editor: TPNPB OPM Klaim Tembak 2 Prajurit TNI di Puncak Jaya, Dianggap sebagai Perlawanan Perayaan Kemerdekaan Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi 3 Anak Balita Meninggal Saat Kebakaran di Cipinang, Dikunci dalam Kamar

1 jam lalu

Ilustrasi kebakaran. Dok. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kronologi 3 Anak Balita Meninggal Saat Kebakaran di Cipinang, Dikunci dalam Kamar

Tiga anak balita meninggal dalam kebakaran di Cipinang, saat ibunya hendak menjemput anaknya di sekolah.


Tiga Balita Meninggal dalam Kebakaran Rumah di Pulogadung

3 jam lalu

Ilustrasi kebakaran. Istimewa
Tiga Balita Meninggal dalam Kebakaran Rumah di Pulogadung

Tiga balita meninggal akibat kebakaran ini, yaitu K (4 tahun), R (3,5 tahun), dan A (1,5 tahun).


Wahyu Hidayat Kunjungi Lokasi Kebakaran Pasar Baru Barat Comboran Kota Malang

18 jam lalu

Bakal Calon Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Dok. Pribadi
Wahyu Hidayat Kunjungi Lokasi Kebakaran Pasar Baru Barat Comboran Kota Malang

Kehadirannya di lokasi untuk mengetahui langsung bagaimana dampak kebakaran dan kondisi pedagang di Pasar Baru Barat Comboran.


Museum Nasional Akan Dibuka Kembali Bulan Depan, Janjikan Reimajinasi Pasca-Kebakaran

2 hari lalu

Proses pemindahan arca yang menjadi salah satu tahapan revitalisasi Museum Nasional Indonesia. ANTARA/HO-Indonesian Heritage Agency
Museum Nasional Akan Dibuka Kembali Bulan Depan, Janjikan Reimajinasi Pasca-Kebakaran

Revitalisasi Museum Nasional Indonesia pasca-kebakaran libatkan pendampingan dari UNESCO dan ahli internasional.


Ini Syarat Bangun Rumah Sendiri Tak Kena Pajak 2,4 Persen

2 hari lalu

Suasana perumahan Green Citayam City di Desa Ragajaya, Citayam, Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 27 Januari 2020. Pihak pengembang pun terbukti menjual aset properti yang tidak sah kepada ratusan konsumen.  TEMPO/M Taufan Rengganis
Ini Syarat Bangun Rumah Sendiri Tak Kena Pajak 2,4 Persen

Menengok ketentuan dan studi kasus membangun rumah sendiri bebas pajak 2,4 persen pada 2025


Bangun Rumah Sendiri akan Kena Pajak 2,4 Persen, Ini Kriteria Bangunannya

3 hari lalu

Ilustrasi membangun rumah. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Bangun Rumah Sendiri akan Kena Pajak 2,4 Persen, Ini Kriteria Bangunannya

Pemerintah berencana menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 2,4 persen atas kegiatan membangun sendiri (KMS) mulai tahun depan atau 2025.


Pembangunan dan Renovasi Rumah Kurang dari 200 Meter Persegi Bebas Pajak

3 hari lalu

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, Dwi Astuti, dalam acara ngobrol santai bersama media di Uncle Z Kopitiam, Jakarta Selatan, Rabu, 28 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Pembangunan dan Renovasi Rumah Kurang dari 200 Meter Persegi Bebas Pajak

Pembangunan dan renovasi rumah dengan luas kurang dari 200 meter persegi tidak dikenakan pajak pertambahan nilai atas kegiatan membangun sendiri (PPN


Balon Sampah Korea Utara Picu Kebakaran di Seoul

3 hari lalu

Tentara Korea Selatan memeriksa sampah dari balon yang diyakini dikirim oleh Korea Utara, di Incheon, Korea Selatan, 2 Juni 2024. Ini bukan kejadian yang pertama kali. Sebelumnya pada Rabu, 29 Mei 2024, Korea Utara mengirimkan ratusan balon yang juga diisi sampah dan kotoran yang melintasi wilayah perbatasan dengan Korea Selatan yang dijaga ketat. Yonhap via REUTERS
Balon Sampah Korea Utara Picu Kebakaran di Seoul

Sebuah balon sampah dari Korea Utara mendarat di atap gedung Seoul dan menyebabkan kebakaran


Selain Taman Nasional Way Kambas, 5 Taman Nasional Ini Juga Pernah Kebakaran

5 hari lalu

Foto udara kondisi lahan pasca kebakaran di Bukit Teletubbies, kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat 15 September 2023. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memastikan bahwa kebakaran yang terjadi sejak Rabu (6/9) di kawasan hutan dan lahan Gunung Bromo telah berhasil dipadamkan, diperkirakan luas area yang terbakar mencapai 500 hektare. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Selain Taman Nasional Way Kambas, 5 Taman Nasional Ini Juga Pernah Kebakaran

Selain Taman Nasional Way Kambas, beberapa taman nasional lain di Indonesia juga pernah mengalami kebakaran dalam beberapa tahun terakhir.


Pemburu Disinyalir Sebagai Penyebab Kebakaran di Taman Nasional Way Kambas

5 hari lalu

Polisi Hutan berpose di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, 3 Desember 2015. Mereka menjaga kawasan taman nasional dari gangguan para pemburu liar dan mengamankan satwa liar yang berada di daerah tersebut saat keluar dari area taman nasional. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pemburu Disinyalir Sebagai Penyebab Kebakaran di Taman Nasional Way Kambas

Aparat menduga kebakaran di Taman Nasional Way Kambas adalah ulah pemburu.