TEMPO.CO, Jakarta - Nama pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta dari jalur independen, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Mereka diduga melakukan pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kartu Tanda Penduduk (KTP) sejumlah warga Jakarta agar dapat mendaftar Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jakarta jalur independen.
Kendati demikian, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta telah menyatakan bahwa pasangan Dharma-Kun lolos verifikasi faktual pada Kamis, 15 Agustus 2024. Pasangan calon gubernur ini pun dapat mendaftarkan pencalonannya untuk maju di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024.
“Menyatakan Pak Dharma dan Kun Wardana memenuhi syarat untuk mendaftarkan diri sebagai calon perseorangan di pemilihan gubernur yang akan datang,” ujar Ketua KPU Jakarta, Wahyu Dinata, pada 15 Agustus 2024.
Dharma Pongrekun adalah seorang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang telah dijabat sejak 2019 lalu. Dia juga pernah menjadi Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri pada 2016.
Apabila Dharma adalah mantan petinggi polisi, lantas bagaimana profil Kun Wardana yang jadi cawagub Jakarta pendampingnya? Simak informasinya berikut ini.
Profil Kun Wardana
Raden Kun Wardana Abyoto atau yang lebih dikenal sebagai Kun Wardana adalah seorang akademisi dan politikus Indonesia yang lahir di Jakarta, pada 11 Agustus 1969. Dia merupakan dosen di Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Ayah Kun Wardana adalah Abyoto Hadiprodjo yang merupakan pensiunan pegawai negeri sipil atau PNS di Departemen Dalam Negeri sebagai pengacara. Adapun Kun adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara.
Melansir dari laporan Majalah Tempo yang terbit pada 16 April 1988, sejak kecil Kun Wardana selalu mengikuti program akselerasi atau loncat kelas dalam menempuh pendidikan formalnya. Setelah dua tahun di taman kanak-kanak, Kun langsung duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar.
Pendidikan dasar Kun hanya ditempuh sekitar dua tahun dan langsung mengikuti ujian untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah pertama. Dua tahun bersekolah di SMP Terunajaya II, Kun kembali mengikuti akselerasi dan masuk ke SMA Terunajaya.