Setelah lulus SMA di usia 13 tahun, Kun langsung berkuliah di Universitas Trisakti Jakarta Jurusan Teknik Elektro. Kun lulus lima tahun kemudian di usia 18 tahun dan menjadi sarjana termuda yang diluluskan Universitas Trisakti. Saat itu dia mengangkat skripsi yang berjudul “Perbandingan antara 8080 dan 8080.”
Lulus dari Universitas Trisakti, Kun melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Dia lalu menjadi dosen di Institut Sains dan Teknologi Nasional.
Bertahun-tahun bergelut sebagai akademisi, Kun lalu memutuskan untuk terjun dan menjajal dunia politik. Dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Kebangsaan periode 2010-2015. Saat itu Kun menggantikan posisi yang ditinggalkan Rapiuddin Hamarung.
Kun lantas pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN). Pada Pemilu 2019, dia maju sebagai calon anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PAN untuk daerah pemilihan atau dapil Jawa Timur II.
Gagal sebagai calon legislatif, Kun kini mencoba keberuntungannya dengan maju sebagai calon wakil gubernur atau cawagub dalam Pilgub Jakarta 2024 bersama Dharma Pongrekun. Pasangan calon Dharma-Kun lolos verifikasi faktual yang dilakukan KPU Jakarta dan berhak mendaftar pada Pilkada 2024.
Disebut Sebagai Boneka Lawan
Namun, lolosnya Dharma-Kun oleh KPU dianggap sebagai skenario belaka untuk melawan Ridwan Kamil alias RK, calon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus. Dharma-Kun diisukan dipersiapkan sebagai boneka lawan agar RK tidak melawan kotak kosong.
Kepala Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Jakarta Dody Wijaya menepis isu tersebut. Dody menyatakan telah bekerja sesuai prosedur. “KPU prinsipnya bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kami pastikan prosedur berjalan sesuai dengan ketentuan yang seharusnya,” kata Dody di Kantor KPU Jakarta pada Kamis, 15 Juli 2024.
Dody menegaskan KPU tidak bisa mengatur calon untuk lolos atau tidak. Sebabnya, dalam proses verifikasi faktual di lapangan diawasi secara ketat oleh Bawaslu. “Ada teman-teman pemantau. Kemudian rekapitulasi dilakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten sampai kota, hingga berakhir di tingkat provinsi seperti itu,” ujar dia.
Hal senada juga disampaikan oleh Dharma. Dia menyatakan pencalonannya dengan Kun Wardana natural, tidak ada orang di belakang pencalonan itu kecuali masyarakat yang mendukungnya.
“KPU betul-betul bersama Bawaslu melakukan dengan profesional berdasarkan aturan undang-undang,” tutur Dharma di Kantor KPU DKI.
Dharma Pongrekun lolos setelah dinyatakan administrasi dukungannya valid. Dia didukung 677.468 warga, sedangkan syarat dari KPU minimal 618.968 pendukung. “Dan kami bukanlah by design. Bukan settingan,” ucap dia.
Dharma menyatakan bakal menjalani apapun ke depannya dengan menyerahkan kepada Tuhan. Dia tidak mau mengambil pusing mengenai isu-isu yang tengah beredar di masyarakat soal pasangan calon itu didesain sebagai boneka lawan untuk berlaga melawan kubu KIM Plus yang telah mengusung Ridwan Kamil dan Suswono.
“Kami hanya menjalani tugas berdasarkan dorongan hati nurani yang dikendalikan oleh Tuhan,” kata dia.
HENDRIK YAPUTRA | DESTY LUTHFIANI | ANDI ADAM FATURAHMAN | PUTRI SAFIRA PITALOKA | DEVY ERNIS, berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan Editor: Mayat Anak Laki-Laki dalam Kolam Apartemen di Bekasi, Korban Diduga Terjatuh dari Atas