TEMPO.CO, Jakarta - Kumpulan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Juanda dan Universitas Indraprasta PGRI berkumpul di depan gerbang gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekitar pukul 15:30 Jumat, 23 Agustus 2024. Terdapat sekitar 300 mahasiswa peserta aksi.
Mereka mengkritik DPR yang katanya mengerti UU namun justru berupaya mengakali putusan MK dengan berupaya mengesahkan RUU Pilkada. "Kami sudah beribu-ribu kali dibohongi oleh ibu-ibu (dewan DPR) di sana. Maka jangan pernah lengah mengawal," ujar Presiden KM ITB, Fidella Presiden, Jumat, 23 Agustus 2024.
Selain mengkritik legislatif, mereka juga mengkritisi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang punya nama lahir Mulyono itu. Dalam orasi, mereka menyinggung soal 'Raja Jawa'. Istilah itu yang belakangan ramai, setelah disinggung oleh Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dalam Munas Golkar, Rabu, 21 Juli 2024.
"Hari ini, mereka (DPR) menontonkan kebobrokannya. Terjadi degradasi demonstrasi sampai ke pembangkangan konstitusi di era Jokowi. Yang katanya Raja Jawa, yang hari ini sedang membangun istana megah, istana dinasti politik," ujar Aidil di tengah orasi, Jumat, 23 Agustus 2024. Narasi itu juga tertulis di sejumlah spanduk yang mereka pasang di gerbang.
Setelah melakukan orasi sekitar satu setengah jam, ketiga mahasiswa asal kampus tersebut kemudian meninggalkan tempat aksi dengan berjalan ke arah Senayan secara damai sekitar pukul 17:15 secara bergantian. Sementara itu, mahasiswa-mahasiswa dari universitas BSI, Bina Niaga, Tazkia dan Ibnu Chaldun baru menduduki tempat aksi demo dengan jumlah yang lebih sedikit. Seluruhnya kurang dari 100 orang.
Pilihan Editor: Profil Brigjen Mukti Juharsa yang Namanya Muncul dalam Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis