TEMPO.CO, Jakarta - Megaproyek transportasi massal di Jakarta, Mass Rapid Transit (MRT), mulai dibangun di Dukuh Atas, di taman dekat Gedung UOB atau di seberang Stasiun Sudirman, Jalan Tanjung Karang, pada hari ini Kamis, 10 Oktober 2013. Namun, groundbreaking yang berlangsung hari ini bukan berarti konsorsium kontraktor akan langsung mengebor terowongan. (Baca:Jokowi Resmikan Pengerjaan Terowongan MRT Pagi Ini)
Stasiun MRT di Dukuh Atas akan terletak persis di bawah sungai Banjir Kanal Barat. Nantinya, stasiun itu akan berada sekitar 24 meter di bawah permukaan tanah. Untuk persiapan groundbreaking hari ini, sejumlah alat berat sudah berdatangan sejak beberapa hari lalu hingga kemarin. (Baca: Pemerintah Antisipasi Kemacetan Akibat Proyek MRT)
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Muhammad Nasir, menjelaskan letak stasiun ini lebih dalam dibandingkan stasiun lain. "Karena harus ada jarak sekitar 8 sampai 10 meter dari dasar sungai," kata Nasir, Senin, 7 Oktober 2013.
Untuk mengantisipasi datangnya musim hujan dan banjir di area pembangunan jalur MRT, kontraktor akan membuat penahan di sekitar area proyek. "Tingginya disesuaikan dengan data banjir pada tahun-tahun sebelumnya," kata Nasir. "Jadi, meskipun jalanan banjir, area proyek tidak boleh ikut tergenang."
Selama melakukan pengecekan utilitas kemarin, mereka menemukan berbagai perlengkapan seperti jarigan pipa gas, jaringan fiber optik, listrik, dan air yang tak sesuai dengan data. Namun, ssejauh ini tidak sampai harus mengubah desain. (Baca:MRT Tidak Ganggu Pondasi Bangunan)
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
Jokowi Resmikan Pengerjaan Terowongan MRT Pagi Ini
Terduga Pembunuh Holly Terungkap dari CCTV
KPK Panggil Ratu Atut di 'Jumat Keramat'
Halte Dibakar, Layanan Busway Koridor XI Terganggu
Jokowi Batasi Jumlah PKL Jakarta