Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Ibu Pelajar di Medan yang Tewas Diduga Dianiaya Anggota TNI karena Lihat Tawuran

image-gnews
Orang tua MHS, korban penyiksaan oleh aparat, bersama tim hukum saat mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia di Jakarta, Senin 29 Juli 2024. Berdasarkan investigasi awal yang dilakukan oleh LBH Medan, ketika itu Babinkamtibmas dan Babinsa sedang melakukan penertiban tawuran yang terjadi di kel. Tembung, Kota Medan. TEMPO/Subekti
Orang tua MHS, korban penyiksaan oleh aparat, bersama tim hukum saat mendatangi kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia di Jakarta, Senin 29 Juli 2024. Berdasarkan investigasi awal yang dilakukan oleh LBH Medan, ketika itu Babinkamtibmas dan Babinsa sedang melakukan penertiban tawuran yang terjadi di kel. Tembung, Kota Medan. TEMPO/Subekti
Iklan

Tiga pilar itu adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Ketika penertiban, arah pengejaran peserta tawuran ke arah MHS. Diduga HMS menjadi korban salah tangkap petugas. 

"MHS diduga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh anggota TNI, yaitu Babinsa kelurahan setempat," kata Irvan. "Ketika dia didapat, langsung dipukul bagian leher ataupun dekat kepalanya."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akibat pukulan itu, MHS lalu terjatuh ke bawah bantaran rel kereta api yang tingginya sekitar dua meter. Walhasil, MHS mengalami luka di bagian kepala. Namun, MHS mencoba untuk naik lagi ke atas. "Ketika naik lagi ke atas, kembali lagi dugaan penyiksaan itu dilakukan, hingga akhirnya MHS sempat tidak sadarkan diri dan ditinggalkan begitu saja."

Setelah kejadian itu, teman-teman MHS yang mengetahui kondisi pemuda tersebut lalu membawanya ke klinik terdekat. Di Klinik Wahyu itu lah, MHS mendapatkan perawatan berupa perban pada kepala dan pemeriksaan lainnya. Diketahui pula kondisi tangan dan kaki MHS yang lecet.

Kemudian MHS dibawa pulang ke rumah. "Ketika pulang ke rumah, MHS merasakan sakit yang sangat luar biasa. Bagian dadanya ini merasakan sakit semua, bahkan dari keterangan saksi-saksi, tukang urut juga, dia tidak bisa didudukkan," kata Irvan.

Melihat MHS hanya bisa berbaring, beberapa temannya berinisiatif memanggil tukang urut yang masih memiliki hubungan keluarga dengan MHS. Kepada tukang urut itu, MHS mengaku jatuh. Ia berbohong karena takut dimarahi jika mengatakan melihat tawuran.

Melihat keadaan MHS yang mulai pucat, ujar Irvan, si tukang urut memberikan uang kepada teman pemuda itu untuk membelikan makan. Setelah itu, tukang urut menyuapkan makanan kepada MHS.

"Baru satu suapan pertama, MHS langsung muntah-muntah," ujar Irvan.

Akhirnya tukang urut ini bertanya lagi "kamu ini enggak jatuh, sebenarnya kenapa?" 

MHS lalu mengatakan, "tolong jangan bilang Mamak. Aku tadi lihat tawuran, terus aku dipukul tentara."

Irvan menyebut si tukang urut sontak terkejut dengan jawaban MHS. Akhirnya MHS dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah. Namun, rumah sakit itu tidak bisa menangani MHS karena keterbatasan alat.

"Maka pergilah ke Rumah Sakit Madani di Medan juga," ucap Irvan.

MHS sampai di rumah sakit itu sekitar pukul 20.30 malam. Dokter dan perawat telah melakukan tindakan kepada pelajar ini hingga dini hari. Akhirnya sekitar pukul 04.00 subuh, MHS menghembuskan napas terakhirnya. "Ibu MHS melihat melalui video call dengan keluarganya sambil nangis-nangis," kata Irvan.

Pilihan Editor: Polisi Ungkap Pesan dalam USB di Penemuan Kerangka Ibu dan Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Propam Polda Sumbar Gelar Sidang Etik 17 Polisi Diduga Langgar SOP Saat Amankan Remaja Tawuran

3 jam lalu

Tim Dokter Forensik Ekshumasi Afif Maulana melakukan pengecekan di Jembatan Kuranji, Kota Padang yang menjadi tempat ditemukannya bocah 13 tahun pada Minggu 9 Juni 2024 lalu. Pengecekan ini menjadi salah satu proses dari untuk menganalisis penyebeb kematian Afif Maulanan. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Propam Polda Sumbar Gelar Sidang Etik 17 Polisi Diduga Langgar SOP Saat Amankan Remaja Tawuran

Propam Polda Sumbar menggelar sidang etik terhadap 17 polisi anggota Direktorat Samapta yang mengamankan para remaja tawuran.


Berkas Kasus Penganiayaan Santri hingga Berujung Kematian di Sukoharjo Dilimpahkan ke Pengadilan

4 jam lalu

Perwakilan Tim Hotman 911, Thomas (dua dari kanan), koordinator tim kuasa hukum keluarga AKPW, santri tewas diduga dianiaya seniornya, memberikan pernyataan kepada wartawan saat konferensi pers di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin, 23 September 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Berkas Kasus Penganiayaan Santri hingga Berujung Kematian di Sukoharjo Dilimpahkan ke Pengadilan

Dalam menangani kasus santri meninggal dianiaya ini, kepolisian menggandeng Balai Pemasyarakatan karena korban maupun pelaku masih di bawah umur.


Polisi Beberkan Peran Tersangka Ketiga dalam Pembubaran Diskusi di Kemang

22 jam lalu

Tangkapan layar video aksi pembubaran diskusi yang terjadi di Jakarta, Sabtu, 28 September 2024. (ANTARA/Walda Marison)
Polisi Beberkan Peran Tersangka Ketiga dalam Pembubaran Diskusi di Kemang

Polisi menetapkan MR sebagai tersangka di kasus pembubaran diskusi di Kemang, karena terekam menendang security hotel.


Polisi Tangkap 31 Pelajar yang Diduga Akan Tawuran, Bawa Sajam, Petasan dan Air Keras

2 hari lalu

Ilustrasi tawuran pelajar. Shutterstock
Polisi Tangkap 31 Pelajar yang Diduga Akan Tawuran, Bawa Sajam, Petasan dan Air Keras

Polres Jakarta Pusat menangkap 31 pelajar yang akan menggelar tawuran. Mereka membawa senjata tajam hingga air keras.


Polisi Ungkap Ada yang Terdeteksi Positif Narkotika Jenis G dalam Kasus Dugaan Tawuran di Kali Bekasi

3 hari lalu

Sejumlah polisi memeriksa kantong-kantong  berisi tujuh jenazah laki laki yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi, Pondok Gede Permai, Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu, 22 September 2024. Warga sekitar bernama Bagus mengungkap, sebelum penemuan tujuh mayat itu, ia dan rekannya sempat menyerahkan enam remaja diduga pelaku tawuran ke Polsek Rawalumbu. Enam remaja itu ditemukan Bagus tercebur di Kali Bekasi pada Sabtu, 21 September 2024 sekitar pukul 04.30 WIB.  ANTARA FOTO/Rezas Ale
Polisi Ungkap Ada yang Terdeteksi Positif Narkotika Jenis G dalam Kasus Dugaan Tawuran di Kali Bekasi

Audy mengatakan narkotika jenis ini biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa takut dan memunculkan keberanian yang berlebih.


Perwira TNI AL Gadungan Beli Seragam Militer di Pasar Turi untuk Menipu Korban

3 hari lalu

JGK, 23 tahun, (tengah)yang menyamar sebagai Perwira TNI AL ditangkap Puspom TNI ketika menghadiri upacara gladi HUT ke-79 TNI di Monas, Jakarta. Perwira gadungan itu kerap melakukan penipuan di Kupang. Dok: TNI AL
Perwira TNI AL Gadungan Beli Seragam Militer di Pasar Turi untuk Menipu Korban

Atribut militer itu dipakai pelaku untuk melakukan penipuan. Pelaku yang berasal dari NTT ini mengincar warga setempat yang ingin jadi anggota TNI AL.


Video Viral Pengendara Motor di Bogor Acungkan Celurit, Polisi: Anak-anak Berjanji Tidak Mengulangi Lagi

4 hari lalu

Ilustrasi pengendara motor kebut-kebutan. TEMPO/Iqbal Lubis
Video Viral Pengendara Motor di Bogor Acungkan Celurit, Polisi: Anak-anak Berjanji Tidak Mengulangi Lagi

Anggota Polsek Tanah Sareal Bogor mendatangi pemilik kendaraan yang terdeteksi dari pelat nomor motor yang terekam di video viral itu.


Kasus Afif Maulana, Komnas HAM Minta Informasi ke Polda Sumbar soal Hasil Ekshumasi

4 hari lalu

Tim Dokter Forensik Ekshumasi Afif Maulana melakukan pengecekan di Jembatan Kuranji, Kota Padang yang menjadi tempat ditemukannya bocah 13 tahun pada Minggu 9 Juni 2024 lalu. Pengecekan ini menjadi salah satu proses dari untuk menganalisis penyebeb kematian Afif Maulanan. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Kasus Afif Maulana, Komnas HAM Minta Informasi ke Polda Sumbar soal Hasil Ekshumasi

Komnas HAM akan meminta informasi kepada Polda Sumbar dan mempelajari hasil ekshumasi jasad Afif Maulana.


Pembubaran Diskusi Diaspora di Grand Kemang, Komnas HAM Desak Polisi Usut Tuntas

4 hari lalu

Tangkapan layar video kericuhan saat diskusi Forum Tanah Air yang dihadiri sejumlah tokoh seperti Din Syamsuddin, Refly Harun, Said Didu, di Hotel Grand Kemang, Sabtu, 28 September 2024. Istimewa
Pembubaran Diskusi Diaspora di Grand Kemang, Komnas HAM Desak Polisi Usut Tuntas

Komnas HAM memnita polisi mengusut tuntas kasus pembubaran diskusi diaspora di Hotel Grand Kemang


Cara Ridwan Kamil Cegah Tawuran Anak Muda di Jakarta

5 hari lalu

Ilustrasi tawuran/aksi anarkis/pengeroyokan. Shutterstock
Cara Ridwan Kamil Cegah Tawuran Anak Muda di Jakarta

Ridwan Kamil berjanji libatkan anak muda menjadi panitia Car Free Night dalam rangka mencegah tawuran.