TEMPO.CO, Jakarta - Polres Jakarta Pusat mengatakan tengah menyelidiki dugaan kekerasan dan eksploitasi yang dilakukan bos perusahaan animasi Brandoville Studios ke karyawannya. Nama co-owner perusahaan tersebut, Cherry Lai, mencuat ke publik usai salah satu eks-karyawan angkat suara di media sosial ihwal kekerasan yang dialaminya sejak 2019.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus menuturkan, pihak kepolisian sudah mendatangi kantor perusahaan yang berlokasi di Jalan Sumenep, Nomor 23, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, kondisi di kantor tersebut sudah kosong.
Ia menuturkan penyelidikan tetap berlanjut dan keberadaan dari bos perusahaan itu akan tetap dicari. Pihak kepolisian juga tengah mencari sosok karyawan yang diduga jadi korban kekerasan dan eksploitasi.
"Iya bakal diburu, masih dicari keberadaan. Nanti diambil keterangan,” jelas Muhammad Firdaus mengonfirmasi dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Penyidik akan melakukan pemeriksaan terhadap semua pihak terlibat. “Iya semuanya (bakal dipanggil), pemilik perusahaan dan karyawannya. Terutama karyawan yang jadi korban. Korban sampai sekarang kita lagi cari identitas," katanya.
Sebelumnya, dugaan tindak kekerasan dan eksploitasi yang dilakukan Cherry Lai diungkap salah satu karyawannya. Tangkapan layar percakapan antara bos perusahaan animasi tersebut dan karyawan di aplikasi perpesanan telah beredar di media sosial. Tak hanya itu, korban juga memberikan bukti video terkait tindakan kekerasan yang dialaminya.
Berdasarkan bukti-bukti yang diunggah korban ke media sosial, Cherry Lai diduga melakukan rentetan tindakan semena-mena, seperti memaksa karyawan untuk bekerja di tengah sakit keras, mengancam memecat jika karyawan mengambil cuti sakit, hingga memaksa karyawan bekerja empat hari tanpa tidur.
Pilihan Editor: Pada Periode Kedua, Jokowi Tak Pernah Undang Pimpinan KPK Berdiskusi soal Penanganan Korupsi