Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Suami Nur jadi Korban TPPO Sindikat Myanmar: Dicambuk, Disetrum, dan Diisolasi

image-gnews
Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua tahun sudah, Nur (51 tahun), warga Bekasi itu menunggu kepulangan  sang suami, Pepen (54 tahun) yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) online scam di Hpalu, Myanmar.  Nur mengaku segala upaya sudah ia lakukan dari mulai melapor ke Kementerian Luar Negeri,  Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PB2MI), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hingga Komnas HAM. Namun ia tidak kunjung mendapat kabar kepulangan sang suami. "Apa kendalanya? Suami saya kan orang biasa saja," ujar dia saat dihubungi Tempo via sambungan telepon, Ahad, 28 Juli 2024.

Jawaban template selalu ia dapatkan sejak laporan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia, Kemenlu, pada Agustus 2022 selang satu bulan dari pemberangkatan suaminya. Ia hanya diberitahu jika suaminya belum bisa dipulangkan karena kondisi Hpalu, tempat suaminya bekerja merupakan wilayah konflik yang dikuasai oleh kelompok bersenjata.

Semula, keberangkatan Pepen adalah untuk lowongan pekerjaan bagian Internet Protocol (IP) di Bangkok. Kata Nur, Pepen tahu lowongan pekerjaan itu dari sang kawan.

Dengan iming-iming gaji Rp 20 juta per bulan, Pepen memutuskan berangkat meski sempat dilarang oleh sang istri. Nur menuturkan keputusan sang suami mencari nafkah di luar negeri diambil setelah pekerjaan di restoran surut karena pandemi Covid 19. 

Meski Pepen sudah memasuki kepala lima, ia bercerita suaminya kerap mendapat hukuman jika membuat salah sama seperti korban TPPO lain di sana.  "Telat bangun, mengantuk di saat kerja, tidak sesuai target, hukumannya itu macam-macam dari mulai setrum, dicambuk, diisolasi di bilik hitam," ujar dia.

Sampai sekarang, ibu dua anak itu tidak tahu apakah suaminya masih bisa pulang atau tidak. Namun beruntung, sesekali ia bisa berkomunikasi meski harus sang suami yang menelepon. Terakhir kali ia berkomunikasi dengan sang suami pekan lalu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat untuk Presiden 

Merasa putus asa tidak kunjung mendegar titik terang perihal kepulangan sang suami, Nur bersama tujuh keluarga korban lainnya berkirim surat kepada presiden pada 26 Juni 2024. "Belum ada respons," ujar dia.

Mereka mengajukan empat tuntutan kepada presiden. Tuntutan itu meliputi: meminta presiden mengerahkan segala upaya untuk membebaskan para korban yang dipekerjakan secara paksa di perusahaan online scam di Myanmar, meminta presiden menangkap jaringan mereka yang mengatur pemberangkatan korban, meminta semua pejabat yang berwenang untuk berkomitmen secara serius dan meminta reparasi.  

Pilihan Editor: Migrant Care Tidak Sarankan Jalur Penebusan untuk Pembebasan Korban TPPO Myanmar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

4 jam lalu

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat melakukan kunjungan mendadak ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Juli 2023. (Foto: Facebook/Amir Yusof)
49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal


Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

11 jam lalu

Wat Rajabopit, kuil kerajaan di Bangkok, Thailand. (tourismthailand.org)
Thailand Larang Pemotretan Prewedding dan Iklan di Kuil Kerajaan

Terletak di dekat Istana Agung Thailand dan Wat Pho, Bangkok, Wat Rajabopit dibangun pada masa pemerintahan Raja Chulalongkorn (Rama V) pada 1869


Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

17 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Alasan Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam Pemerintah Amerika Serikat

AS menganggap negara-negara di Tingkat 3 termasuk Brunei Darussalam tidak berbuat cukup banyak untuk bertindak melawan perdagangan manusia (TPPO).


Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

1 hari lalu

Polres Bandara Soekarno-Hatta  membongkar Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke Serbia, Ahad 24 Maret 2024. FOTO: Tempo/Ayu Cipta
Modus TPPO ke Kamboja, Korban Diiming-imingi Kerja di Perusahaan atau Restoran dengan Gaji Besar

Para calon pekerja migran ilegal itu mengaku mendapatkan tawaran pekerjaan di Kamboja sebagai karyawan perusahaan dan pramusaji.


Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

2 hari lalu

Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia memasuki perbatasan Indonesia di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Kamis, 20 Mei 2021. Malaysia mendeportasi 59 PMI bermasalah karena melanggar undang-undang keimigrasian setempat usai pemberlakuan larangan mudik Lebaran. ANTARA/Agus Alfian
Imigrasi Soekarno Hatta Gagalkan 2.474 Pekerja Migran Ilegal ke Kamboja, Myanmar dan Malaysia, Modus Mau Liburan

Imigrasi Soekarno Hatta melakukan pengetatan untuk cegah pekerja migran ilegal ke 3 negara tujuan itu karena marak kasus judi online.


Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

2 hari lalu

Foto udara menunjukkan daerah yang terendam banjir di kota perbatasan Mae Sai, setelah Topan Yagi, di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. REUTERS/Boonwed Saetiow
Topan Yagi di Myanmar Menewaskan 226 Orang

Topan Yagi yang berupa hujan lebat telah mengoyak sejumlah provinsi di wilayah tengah Myanmar.


Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

3 hari lalu

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.
Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.


Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

3 hari lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.


WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

4 hari lalu

Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo. ANTARA
WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.


Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

4 hari lalu

Foto udara menunjukkan banjir akibat Topan Yagi di provinsi utara Chiang Rai, Thailand, 12 September 2024. Setelah menghantam Vietnam, Topan Yagi bergerak ke Thailand hingga mengirimkan angin kecang, banjir dan tanah longsor. REUTERS/Boonwed Saetiow
Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.