TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) telah mengumumkan 40 nama yang lulus seleksi tes tulis dari 230 peserta. Salah satu nama yang berhasil lolos adalah Komjen Agung Setya Imam Effendi, mantan Kapolda Sumatera Utara yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara (BIN).
Pengumuman tersebut disampaikan melalui surat nomor 37/PANSEL-KPK/07/2024, yang diterbitkan oleh Pansel KPK pada Rabu, 24 Juli 2024. "Pelamar seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Masa Jabatan Tahun 2024-2029, yang namanya tercantum pada lampiran I pengumuman ini dinyatakan lulus seleksi administrasi," kata Ketua Pansel KPK, Muhammad Yusuf Ateh.
Profil Komjen Agung Setya Imam Effendi
Komjen Agung Setya Imam Effendi lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 8 Maret 1967. Dia sempat mengenyam pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1988. Agung merupakan teman satu angkatan mantan Kapolri Jenderal Idham Azis dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Sepanjang karirnya, Agung sempat menduduki sejumlah posisi penting. Dia sempat menjabat sebagai Kapolres Bengkulu sebelum diangkat sebagai Kepala Unit III di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri pada 2010. Agung kemudian diangkat sebagai Kepala Subdirektorat III di direktorat yang sama setahun berselang.
Kariernya terus menanjak ketika ia dipercaya menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri pada 2014, lalu diangkat sebagai Wakil Direktur Pideksus Bareskrim Polri. Pada tahun 2016, ia menduduki posisi Direktur Pideksus Bareskrim Polri, memperkuat reputasinya dalam penegakan hukum ekonomi.
Pada tahun 2018, Agung ditunjuk sebagai Deputi VI Bidang Intelijen Siber di BIN. Setahun kemudian, ia dilantik sebagai Kapolda Riau. Pada tahun 2021, ia dipercaya menjadi Asisten Operasi (Asops) Kapolri, sebelum akhirnya dipromosikan menjadi Kapolda Sumatera Utara pada 24 Juni 2023. Pada 26 Juni lalu, Agung pun didapuk sebagai Sekretaris Utama BIN sekaligus menaikkan pangkatnya menjadi jenderal bintang tiga.
Selain rekam jejak yang panjang, Agung juga pernah menerima penghargaan dari Amerika Serikat melalui Wakil Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), David L. Bowdich, pada tahun 2021. Penghargaan tersebut diberikan atas jasanya dalam penanganan kasus penyitaan Kapal Equanimity pada tahun 2018. Kapal itu merupakan salah satu barang bukti tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Amerika Serikat. Saat itu, Agung yang menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, bersama 34 penyidik Polri lainnya, berhasil menyita kapal pesiar mewah senilai Rp 3,6 triliun.
Di akhir masa jabatannya sebagai Kapolda Sumut, Agung sempat mendapat sorotan publik karena kasus pembunuhan seorang wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu pada 27 Juni lalu. Rico tewas setelah memeberitakan soal perjudian yang melibatkan personel TNI. Di bawah pimpinan Agung, Polda Sumatera Utara hanya berhasil menangkap eksekutor pembunuhan itu, namun tak mengungkap otak kejahatannya.
Hasil tes tertuli Capim KPK itu sempat mendapatkan kritikan dari para peggiat antikorupsi, salah satunya lembaga Indonesia Memanggil 57+ (IM57+). Ketua IM57+, M Praswad Nugraha, menyoroti soal masih adanya capim yang diduga bermasalah. Selain itu, dia juga mengkritik soal lolosnya sejumlah sosok yang disebut tak berprestasi dalam pemberantasan korupsi dan juga soal banyaknya Capim KPK dari kalangan penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan dan hakim.