TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM ditemukan tewas di kamar kosnya di daerah Pogung, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta, pada Senin, 12 Agustus 2024. Pihak Kampus menyatakan tak ada tanda-tanda mahasiswa tersebut mengalami depresi.
Sekretaris UGM Andi Sandi mengungkapkan dari penelusuran yang dilakukan kampus, mahasiswa tersebut sebelumnya bersama-sama mahasiswa lain sudah mengikuti tes kesehatan mental yang digelar kampus.
"Screening kesehatan mental telah dan terus dilakukan bagi mahasiswa UGM, namun almarhum tidak menunjukkan gejala atau indikasi apapun melakukan tindakan (bunuh diri) tersebut," kata Andi dihubungi Tempo, Rabu 14 Agustus 2024.
Andi mengatakan, pihaknya sejak semester lalu atau awal 2024, membuat program kuisioner tes kesehatan mental yang wajib diikuti para mahasiswa. Tes itu wajib diikuti sebelum mahasiswa melakukan pengisian kartu rencana studi atau KRS setiap semesternya.
"Jadi setidaknya almarhum 2 kali mengikuti tes kesehatan mental itu," kata Andi. Jadwal pengisian KRS semester ini digelar awal Agustus lalu. "Yang bersangkutan diketahui melakukan KRS pada 2 Agustus 2024 kemarin, saat discreening itu kesehatan mentalnya tidak ada indikasi (terganggu)," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Sektor Mlati, Sleman, Yogyakarta Komisaris Polisi Irwiantoro, menyatakan mahasiswa itu diduga tewas karena bunuh diri. Dia ditemukan pertama kali oleh pemilik kos yang saat itu dihubungi orang tua korban karena anaknya tak kunjung merespons panggilan telepon. "Diduga gantung diri di kamarnya, kejadian itu dilaporkan pemilik kos yang pertama menemukan," kata Irwiantoro.
Irwiantoro menyatakan pemilik kos awalnya sempat mengetuk pintu kamar korban, namun tidak ada respons. "Lalu coba dibuka dengan kunci cadangan dan korban ditemukan sudah meninggal dibalik pintu kamar," Irwiantoro.
Andi menyatakan mahasiswa angkatan 2021 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tersebut tak pernah mengakses Unit Layanan Kesehatan Mental yang dimiliki UGM, yakni Mental Health Emergency Response Line. Karena itu, mereka masih mencoba menelusuri apa pemicu dugaan bunuh diri itu.
"Kami belum menemukan informasi baru, namun kami telah mendampingi sampai dengan penyerahan jenazah almarhum ke keluarganya," kata Andi.
UGM juga belum mendapatkan informasi juga dari keluarga soal kondisi terakhir korban. "Kami masih menjaga keluarga korban yang masih berduka," kata dia.
Disinggung apakah UGM akan menerjunkan tim khusus untuk menelusuri penyebab dan latar belakang kematian mahasiswa itu, Andi mengatakan akan mengoptimalkannya.
"Unit ini akan menganalisis dan melakukan intervensi ketika ada indikasi awal terhadap mahasiswa yang mengalami gangguan kesehatan mental," kata dia.
Catatan Redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293