TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik perusahaan animasi Brandoville Studios, Kwan Cherry Lai dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Pusat atas dugaan penganiayaan dan ancaman pembunuhan terhadap CS (27 tahun), eks karyawannya. Korban telah diperiksa oleh penyidik Polres Metro Jakarta Pusat selama delapan jam pada Ahad, 15 September 2024.
Cherry Lai, yang juga merupakan istri CEO Brandoville Studios Ken Lai, diduga kerap melakukan kekerasan verbal dan fisik terhadap CS. Kekerasan itu berupa makian seperti memarahinya dengan kata-kata yang tidak profesional dan mempermalukan CS.
CS juga diduga mendapatkan kekerasan fisik seperti dicekik, diminta untuk menampari wajahnya sendiri sebanyak 100 kali, disuruh untuk naik turun tangga sebanyak 45 kali.
Diduga masih banyak pelanggaran lain dilakukan pihak atasan Brandoville Studios terhadap karyawannya. Antara lain mengabaikan kasus pelecehan seksual yang dialami pekerja, memaki dengan kata tak pantas yang berkonotasi merendahkan karyawan, memaksa pekerja bekerja di luar jam kerja, pengurangan gaji secara sepihak dengan alasan yang tidak jelas, hingga ada pekerja yang diancam akan dibunuh.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Cherry Lai, owner perusahaan animasi Brandoville Studios yang menyiksa karyawannya? Berikut rangkuman informasi selengkapnya.
Siapa Cherry Lai?
Kwan Cherry Lai adalah seorang pengusaha berusia 41 tahun yang merupakan bos dari Brandoville Studios. Ini adalah perusahaan animasi dan game yang berkantor di Jakarta. Namun kini, keberadaan Cherry Lai tak diketahui setelah seorang eks karyawan melaporkan dugaan eksploitasi dan kekerasan yang dilakukannya.
Berdasarkan keterangan CS, mantan karyawan Brandoville sekaligus asisten pribadi Cherry Lai, bosnya itu lahir di Hong Kong pada 13 November 1981. Ibu Cherry Lai adalah warga negara Hong Kong, sedangkan ayahnya berasal dari Bangka.
“Dia pernah cerita orang tua sudah cerai waktu dia lahir karena katanya ayahnya mau jual dia,” tutur CS pada Tempo, Sabtu, 14 September 2024.
Pada usia 9 tahun, Cherry Lai disebut pindah ke Toronto, Kanada, dan menetap di sana hingga lulus sarjana filsafat dari sebuah universitas di Amerika Serikat. CS mengatakan, Cherry Lai kemudian menikah dengan Ken Cham Chuen Lai (Ken Lai), seorang pria dua kewarganegaraan Hong Kong dan Kanada. Dari pernikahannya ini, Cherry Lai dan Ken Lai tidak memiliki anak.
Tempo mendapatkan dokumen surat Izin Tinggal Terbatas Elektronik yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat. Dalam surat tersebut termuat informasi Cherry Lai merupakan warga negara Cina. Izin tersebut telah kedaluwarsa dengan masa berlaku terakhir pada 15 April 2024.
Polres Jakarta Pusat kini tengah memburu Cherry Lai yang keberadaannya tidak bisa diketahui. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Muhammad Firdaus menuturkan, pihak kepolisian sudah mendatangi kantor perusahaan yang berlokasi di Jalan Sumenep, Nomor 23, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, kondisi di kantor tersebut sudah kosong.