Firdaus menuturkan penyelidikan tetap berlanjut dan keberadaan dari bos perusahaan itu akan tetap dicari. Kepolisian juga tengah mencari karyawan lain yang diduga jadi korban penganiayaan dan eksploitasi.
“Iya bakal diburu, masih dicari keberadaan. Nanti diambil keterangan,” jelas Muhammad Firdaus mengonfirmasi dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Sementara itu, Cherry Lai dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh eks karyawannya, CS. Dalam dokumen laporan yang dibuat pada 5 September 2024, CS melaporkan Cherry Lai atas ancaman pembunuhan dengan kalimat, “Kalau saya tidak dapat apa yang saya inginkan, kamu mati”.
CS bercerita jika Cherry kerap melakukan kekerasan, mengeksploitasi, dan menganiaya pegawainya. Selama lima tahun bekerja di Brandoville Studios, CS mengalami trauma. “Dianiaya sejak saya bekerja,” ucap dia.
Puncaknya, CS mengaku dianiaya Cherry dan diancam akan dibunuh saat keduanya berada di Hotel St. Regis, Jakarta. “Sekembalinya perjalanan bisnis dari Hong Kong medio Agustus lalu," katanya.
“Dia menjambak rambutku dan menyeret saya ke dinding tempat umum di Hotel St. Regis. Dia bahkan menampar saya di depan umum, disaksikan oleh staf hotel,” kata CS.
CS berujar pernah dipaksa memakan kelopak bunga yang memang tidak bisa dimakan. Di hotel itu pula Cherry menyiramnya dengan air sebanyak dua kali, mematahkan dua kacamatanya, dan menamparnya.
Akibat perbuatan itu, CS mengaku menderita sinusitis akibat benturan kacamata di hidungnya. “Saya tidak dapat memakai kacamata selama berbulan-bulan, dan mata saya terlalu kering untuk memakai lensa kontak karena kurang tidur,” katanya.
Tempo berusaha mengkonfirmasi laporan dugaan kekerasan itu lewat sosial media resmi Brandoville Studios dan mendatangi bekas kantor mereka di Jalan Sumenep, Nomor 23, Menteng, Jakarta Pusat pada Jumat, 13 September 2024. Kantor dalam keadaan tertutup, namun tulisan Brandoville Studios masih tertempel pada pagar luar dan bagian atas rumah. Karena tidak ada penjaga, surat permintaan konfirmasi dimasukkan lewat sela pagar.
Dinda Shabrina, Ayu Cipta, Jihan Ristiyanti, dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan Editor: Keluarga Nia Kurnia Sari Jalani Trauma Healing, Pelaku Masih Kabur