TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) masih belum berencana memanggil kembali pengusaha Robert Bonosusatya alias RBS dalam kasus dugaan korupsi timah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan Hukum atau Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar.
“Kalau ada pemanggilan terhadap yang bersangkutan, kami pasti update dan akan kami sampaikan kepada media,” ujar Harli di kantornya, Kejagung RI, Jakarta Selatan, Kamis, 25 Juli 2024. Dia hanya menjawab singkat perihal rencana pemanggilan RBS.
Sebelumnya, Harli menyebut, kebutuhan penyidikan menjadi alasan belum dipanggilnya RBS terkait kasus dugaan korupsi timah. “Ya, ini kebutuhan penyidikan aja. Iya kan? Kebutuhan penyidikan, itu alasannya. Jadi, pure itu, enggak ada yang lain,” kata Harli kepada Tempo di Kejagung RI, Jakarta, Jumat, 14 Juni 2024.
Menurut dia, saat ini penyidik masih menyelesaikan berkas perkara para tersangka korupsi tata niaga timah. Harli memastikan pemanggilan RBS akan dilakukan jika memang dibutuhkan dalam penyidikan. “Nanti kita lihat lah perkembangannya. Kalau penyidik merasa bahwa yang bersangkutan memang perlu dipanggil, ya pasti dipanggil. Tapi ini kebutuhan penyidikan aja,” kata dia.
Nama Robert Bonosusatya disebut-sebut terlibat di kasus dugaan korupsi timah ini. Dia ditengarai ikut menerima aliran dana korupsi. Robert sudah dipanggil sebagai saksi dua kali.
Terakhir, Kejaksaan Agung sempat memeriksa RBS sebagai saksi pada 1 April lalu. Robert diperiksa sekitar 13 jam oleh tim penyidik Jampidsus Kejagung. Sampai hari ini, RBS masih berstatus saksi.
Majalah Tempo edisi Minggu, 28 April 2024 menyebut, sebagian besar tersangka korupsi timah merupakan teman dekat Robert. Di antaranya, Tamron Tamsil alias Aon atau yang dijuluki sebagai raja timah dari Bangka Belitung, Direktur Utama PT Refined Bangka Tin (RBT) Suparta, Perwakilan PT RBT Harvey Moeis dan manajer PT Quantum Skyline Exchange Helena Lim.
Kemunculan nama Robert di kasus korupsi timah bermula saat Kejagung menggeledah PT RBT pada 23 Desember 2023. Sebagai pengusaha di bidang timah, dia disebut menguasai PT RBT. Meski demikian, laporan Majalah Tempo menyebut nama Robert tidak pernah tercantum dalam akta PT RBT. Seorang penegak hukum mengatakan, Robert tidak menggunakan namanya secara langsung untuk menguasai PT RBT.
PT RBT merupakan satu dari lima perusahaan smelter yang bekerja sama dengan PT Timah untuk peleburan biji timah. Kerja sama itu berlangsung sejak 2018. Perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk PT RBT berkomplot menyelewengkan biji timah dari wilayah konsesi PT Timah.
Pilihan Editor: Kejaksaan Telusuri Keterkaitan Robert Bonosusatya dengan PT Refined Bangka Tin dalam Korupsi PT Timah